Mohon tunggu...
Firman N. Ahmadi
Firman N. Ahmadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa angkatan 2021 di Jurusan Sejarah, FIB, UNEJ

Saya salah seorang penggemar Sejarah yang suka "healing" di masa lampau sambil mencari kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komparasi Pemikiran Machiavelli dan Hobbes: Sebuah Esai Tinjauan

21 Maret 2024   06:36 Diperbarui: 21 Maret 2024   09:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Penguasa#/media/Berkas:Machiavelli_Principe_Cover_Page.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Penguasa#/media/Berkas:Machiavelli_Principe_Cover_Page.jpg

Machiavelli dan Hobbes merupakan tokoh terkemuka dalam aspek politik dan akademik dalam konteks perkembangan pemikiran modern Reinassance. Niccolo Machiavelli dikenal atas karyanya yang berjudul Il Principe atau "Sang Pangeran", yang menekankan otorisasi pada metode legitimasi kekuasaan. Seabad kemudian, Thomas Hobbes memiliki kritik tesisnya dari pernyataan Machiavelli lewat karyanya Leviathan: The Matter, Forme and Power of a Commonwealth Ecclesiasticall and Civil, yang menyatakan bahwa kehendak pribadi dalam penciptaan otoritarianisme. Keduanya memiliki persamaan dalam pandangan "humanisme" dalam politik kekuasaan (Wijaya, Mashuri, Nafi'ah, 2017:6).

Pendefinisian dari otoriatianisme disini merujuk pada cara-cara penguasa untuk melegalkan hak seorang penguasa atas kelanggengan kekuasaannya. Ringkasan dari "Leviathan" berkaitan dengan definisi dari struktur agama, hukum, dan konstitusional yang ideal, yaitu dipergunakan sebagai instrumen yang menopang kekuasaan berdaulat dalam politik yang damai dan aman, dan bukannya mengarah pada kerusakan yang ditulis oleh Hobbes (Hobbes, 1996:xx). Di lain sisi, Machiavelli memanifestasikan wacana pemerintah mencerminkan cara-cara pemerintah untuk menggerakkan rakyatnya sepenuhnya, dengan catatan tidak untuk membuat masyarakat berbalik melawan pemerintah (Machiavelli & Marriot, 2005).

               Kedua karya tersebut mendeskripsikan fenomena eksistensi subjek kosmik realisme yang terjadi di masyarakat, yaitu kekuasaan yang dipegang oleh orang yang diperintah (rakyat) atau orang yang memerintah (raja). Oktaviani dan Pramadya (2019) memberikan contoh konkrit dari sebuah fenomena politik, yaitu komparasi perspektif Machiavelli dan Hobbes  dalam pemerintahan Orde Baru di Indonesia. Jika dilihat secara utuh, kekuasaan sebuah negara menjadi tanggung jawab pemerintah dalam bertindak memutuskan kebijakan yang mengutamakan kepentingan rakyatnya (Baumgold, 2017:159).

Bibliografi

Baumgold, D. Three-Text Edition of Thomas Hobbes's Political Theory: The Elements of Law, De Cive and Leviathan. New York: Cambridge University Press, 2017. https://doi.org/10.1017/9781316651544.

Hobbes, T. Leviathan (ed.) J.C.A. Gaskin. New York: Oxford University Press Inc., 2019.

J. Oktaviani dan T. P. Pramadya, "Model Negara Kekuasaan: Orde Baru dalam Tinjauan Pemikiran Hobbes dan Niccolo Machiavelli," Indonesian Perspective, 4(2), hal. 175--190, 2019, https://doi.org/10.14710/ip.v4i2.26701.

Machiavelli N. & Marriot W.K. The Prince, Webster's. New York: ICON Group International, Inc., 2005.

Wijaya, D.N, Mashuri, Nafi'ah, U. "Humanisme Menurut Niccolo Machiavelli," Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 2(2), hal. 53-61, 2017, http://dx.doi.org/10.17977/um022v2i22017p053.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun