Mohon tunggu...
Firman N. Ahmadi
Firman N. Ahmadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa angkatan 2021 di Jurusan Sejarah, FIB, UNEJ

Saya salah seorang penggemar Sejarah yang suka "healing" di masa lampau sambil mencari kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Bhumi Mataram ke Bhumi Kahuripan: Politik Pemindahan Ibukota Kerajaan Medang 908-929 M

27 November 2023   16:15 Diperbarui: 27 November 2023   16:15 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Medang. Sumber: Dokumentasi Gunawan Kartapranata dalam Wikipedia.

Setelah bercermin pada masa Kerajaan Medang, maka dapat disimpulkan bahwa agenda politik pemerintahan Indonesia baru-baru ini yang bermotifkan "Pemindahan Ibukota" dan "Pelanggengan Politik Dinasti" lumrah adanya, terutama pada praktek 'Jawanisasi' pada birokrasi. Meninjau bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan adat, bisa dikatakan proses asimilasi dari ideologi nasionalisme Indonesia, menyatukan keseluruhan suku bangsa yang berbeda menjadi sebuah bangsa kesatuan baru, Bangsa Indonesia, yang merupakan tantangan terbaru setelah deklarasi Kongres Sumpah Pemuda II berlangsung pada 28 Oktober 1928. Demi menegakkan Demokrasi Pancasila, upaya perlu dilakukan untuk mencari identitas jati diri bangsa melalui pengenalan latar belakang sejarah, khususnya mengenai karakteristik kebudayaan masing-masing suku bangsa di Indonesia 

Sebagai klarifikasi penutup, saya berusaha menempatkan peristiwa yang bersesuaian dengan 'jiwa zaman'. Akan terjadi kekacauan kronologi berupa anakronisme secara pendekatan apabila dalam tulisan ini terdapat penamaan atau kondisi yang terlalu menyamakan secara setara istilah pada masa kajian 908 M - 929 M dengan istilah yang ada pada masa kini. Mohon koreksi dan atau kritik terbuka di sesi komentar dari pembaca yang terhormat untuk mengomunikasikan kepada penulis jika ada permasalahan terkait pengistilahan atau pengejaan. Pembaca sekalian juga dapat mengirimkan kritik/masukan secara tertutup melalui e-mail saya di firmannurahmadi16@gmail.com. Segala bentuk perhatian dan masukan pembaca yang terhormat, penulis sampaikan terima kasih sebesar besarnya.

Daftar Rujukan:

Dwiyanto, Djoko. Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1986.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, “Ibu Kota Negara Pindah ke Wilayah Penajam Pasir Utara dan Kutai Kartanegara” [online], diakses pada 09 November 2023.

Kusen. “Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III”, dalam Berkala Arkeologi, Vol. 14 No. 2, 1994, hlm. 82–94. DOI: https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.721.

Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno, ed. R.P. Soerjono dan R.Z. Leirissa cet. VII. Jakarta: Balai Pustaka, 2019.

Purwadi. Folklor Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka Yogyakarta, 2009.

Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kansius, 1981. 

Sumber Foto:
Dokumentasi Gunawan Kartapranata, dalam  Wikipedia, diunduh 09 November 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun