Setelah bercermin pada masa Kerajaan Medang, maka dapat disimpulkan bahwa agenda politik pemerintahan Indonesia baru-baru ini yang bermotifkan "Pemindahan Ibukota" dan "Pelanggengan Politik Dinasti" lumrah adanya, terutama pada praktek 'Jawanisasi' pada birokrasi. Meninjau bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan adat, bisa dikatakan proses asimilasi dari ideologi nasionalisme Indonesia, menyatukan keseluruhan suku bangsa yang berbeda menjadi sebuah bangsa kesatuan baru, Bangsa Indonesia, yang merupakan tantangan terbaru setelah deklarasi Kongres Sumpah Pemuda II berlangsung pada 28 Oktober 1928. Demi menegakkan Demokrasi Pancasila, upaya perlu dilakukan untuk mencari identitas jati diri bangsa melalui pengenalan latar belakang sejarah, khususnya mengenai karakteristik kebudayaan masing-masing suku bangsa di Indonesia
Sebagai klarifikasi penutup, saya berusaha menempatkan peristiwa yang bersesuaian dengan 'jiwa zaman'. Akan terjadi kekacauan kronologi berupa anakronisme secara pendekatan apabila dalam tulisan ini terdapat penamaan atau kondisi yang terlalu menyamakan secara setara istilah pada masa kajian 908 M - 929 M dengan istilah yang ada pada masa kini. Mohon koreksi dan atau kritik terbuka di sesi komentar dari pembaca yang terhormat untuk mengomunikasikan kepada penulis jika ada permasalahan terkait pengistilahan atau pengejaan. Pembaca sekalian juga dapat mengirimkan kritik/masukan secara tertutup melalui e-mail saya di firmannurahmadi16@gmail.com. Segala bentuk perhatian dan masukan pembaca yang terhormat, penulis sampaikan terima kasih sebesar besarnya.
Daftar Rujukan:
Dwiyanto, Djoko. Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1986.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, “Ibu Kota Negara Pindah ke Wilayah Penajam Pasir Utara dan Kutai Kartanegara” [online], diakses pada 09 November 2023.
Kusen. “Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III”, dalam Berkala Arkeologi, Vol. 14 No. 2, 1994, hlm. 82–94. DOI: https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.721.
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno, ed. R.P. Soerjono dan R.Z. Leirissa cet. VII. Jakarta: Balai Pustaka, 2019.
Purwadi. Folklor Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka Yogyakarta, 2009.
Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kansius, 1981.
Sumber Foto:
Dokumentasi Gunawan Kartapranata, dalam Wikipedia, diunduh 09 November 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H