Mohon tunggu...
Firman AgungWidodo
Firman AgungWidodo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi : Badminton Kepribadian : Ekstrovet Konten yang disukai : You Tube

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices, Bijak dalam Bermedia Sosial

22 Januari 2023   12:20 Diperbarui: 22 Januari 2023   12:33 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Media sosial sudah lekat dengan kehidupan kaum milenial. Segala hal dibagikan di media sosial mulai dari kegiatan rutin, pengalaman yang dilalui sampai hal yang bersifat personal. Kebanyakan orang ingin terlihat eksis dan bahagia di media sosial. Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki berbagai fungsi dalam perannya. 

Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media sosial juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi. Selain itu, media sosial dapat dipahami sebagai suatu platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.

Media sosial bagi siswa di SMK Negeri 2 Kebumen telah dengan cepat menjadi bagian dari kehidupan mereka. Meskipun media ini tampak seperti tempat yang menyenangkan dan tidak berbahaya untuk berbagi foto dan berinteraksi dengan orang lain, namun ada kekhawatiran yang terus berkembang tentang dampaknya. Faktanya, ada banyak cara media sosial dapat menimbulkan efek negatif bagi para siswa, antara lain sebagai berikut: Rusaknya manajemen waktu berselancar di media sosial selama beberapa menit dapat dengan cepat berubah menjadi berjam-jam. 

Gangguan waktu tidur, statistik menunjukkan bahwa lebih dari beberapa siswa mengakui bahwa mereka secara rutin menggunakan ponsel mereka sebelum tidur. Kurangnya kepercayaan diri, media sosial telah mempermudah beberapa siswa untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Isolasi sosial, berinteraksi tatap muka jauh berbeda dengan berinteraksi di belakang layar. Beberapa siswa menggunakan media sosial dengan keyakinan bahwa inilah cara yang menghubungkan mereka dengan orang lain, padahal media sosial membawa mereka keluar dari saat ini dan kehidupan mereka. Kebiasaan ini, pada waktunya akan membuat mereka merasa lebih terisolasi.

Hal ini penting untuk segera diatasi, karena tidak bijak dalam bermedia sosial ini memberikan dampak negatif yang sangat banyak, baik itu bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Para peserta didik juga harus mampu memahami, mengklasifikasikan, menganalisis dan merumuskan cara untuk mencegah tindakan tidak bijak dalam bermedia sosial. Sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman yang mereka miliki, mereka akan menggunakan media sosial secara bijak yang bermanfaat bagi kehidupannya.

Dari permasalahan tersebut penulis ingin memberikan layanan Bimbingan Klasikal dengan metode Project  Based Learning. Dengan metode ini diharapkan peserta didik bisa mampu meningkatkan cara-cara pengambilan keputusan melalui akses informasi yang relevan dengan cara bijak dalam bermedia sosial

Setelah    menentukan    layanan    dan    topik, penulis merencanakan waktu pelaksanaan, koordinasi dengan siswa, menyiapkan perangkat RPL, Melaksanakan bimbingan klasikal, Memulai dengan sebuah pertanyaan "Sudahkah kalian bijak dalam bermedia sosial...?", Peserta didik dibagi kelompok, Peserta didik membuat kesepakatan project yang akan dibuat, Mengawasi proses pengerjaan project, Memberikan penilaian terhadap produk yang dihasilkan, Melakukan evaluasi, dan  Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan produk yang telah dihasilkan.

Konselor sekolah bersama semua personil sekolah (kepala sekolah, staf guru dan wali kelas), orang tua siswa, dan tokoh masyarakat memiliki tanggung jawab kepada peserta didik dalam memantau penggunaan media sosial bagi peserta didik. Penggunaan media sosial bagi pelajar sangat memudahkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media sosial secara bijak akan menjadikan pelajar semakin aktif serta lebih kreatif dan mandiri. Kualitas kegiatan belajar mengajar bisa semakin meningkat dengan baik dari segi pengetahuan maupun kualitas semakin bertamabah. Penggunaan media sosial yang bijak pada dunia pendidikan telah membuat belajar menjadi pengalaman yang menyenangkan. Siswa belajar dan beradaptasi dengan dunia menggunakan bentuk komunikasi yang relatif baru yang lebih cepat, hemat waktu & lebih efektif.

Pada praktik pelaksanaan bimbingan klasikal (BKL) yang sudah dilakukan tentunya ada tantangan atau hambatan yang dialami, antara lain :

  • Bermedia sosial yang salah sering dilakukan oleh sebagian besar siswa, bahkan mereka menganggap  sebagai sesuatu hal yang lumrah terjadi dalam bermedia sosial.
  • Masih ada bebeapa stakeholder yang abai terhadap kasus ini dan menganggap bahwa masalah semacam ini hanyalah tanggung jawab dari guru BK semata.
  • Media sosial peserta didik masih banyak mempertontonkan perilaku yang kurang baik.
  • Pada umumnya orang tua siswa memiliki persepsi bahwa sikap dan prilaku anak adalah tanggung jawab sepenuhnya sekolah.
  • Dalam sekolah penulis tidak ada kapasitas untuk selalu mengontrol media sosial yang digunakan oleh peserta didik.

Langkah langkah yang dilakukan dalam mengurangi perilaku kurang bijak dalam bermedia sosial di lingkungan sekolah, adalah sebagai berikut :

  • Membantu peserta didik melalui layanan bimbingan klasikal dengan metode project based learning.
  • Bekerjasama dengan orang tua dalam mengawasi perkembangan putra/ putrinya di lingkungan sekitar rumah.
  • Berkolaborasi dengan stakeholder yang ada di sekolah untuk mengatasi masalah bijak bermedia sosial yang ada di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun