Keadaan berubah ketika banyak pemain cedera, di mana beberapa di antaranya adalah favorit Wenger. Wenger terpaksa mengubah skema dengan bermain lebih pragmatis dan, mau tidak mau, mengandalkan para pemain yang lebih sesuai di posisinya. Ini membawa kita ke pembahasan selanjutnya, Coquelin.
Coquelin
Cedera panjang Arteta sekitar bulan November tampaknya menjadi blessing in disguise bagi Arsenal. Fans Arsenal juga sumringah karena sudah sejak lama mereka ingin Wenger agar mengubah pendekatannya dalam menghadapai partai-partai yang sulit. Kehadiran Arteta selama ini bisa dibilang menjadi “penghambat” bagi Wenger untuk membeli gelandang bertahan murni. Kemampuan Arteta untuk mengatur tempo dan mendistribusikan bola sering dijadikan justifikasi dipertahankannya sang kapten di tim utama. Padahal sering kali Arteta keteteran menghadapi tim dengan fisik prima, pressing ketat, dan pemain-pemain berkaratker cepat. Ditambah lagi, Arsenal sering kedodoran ketika Arteta tidak bermain.
Banyak yang menganggap bahwa ketidakmampuan untuk mengontrol lini tengah sebagai biang kekalahan. Nyatanya, secara tidak langsung teori itu bisa dibantahkan oleh langkah Wenger sendiri dengan memanggil Coquelin dari masa pinjamannya di Charlton Athletic dan dengan langsung memainkannya di posisi Arteta. Di ketiga partai awalnya Coquelin terlihat tidak terlalu istimewa karena ia masuk dari bangku cadangan ketika permainan menyisakan sekitar 10 menit saja. Tapi, di partai-partai berikutnya dia berhasil menunjukkan kemampuannya dengan bermain disiplin dan penuh percaya diri, terutama ketika melawan City.
Tipenya yang keras dan lugas seakan membuat para fans tersadar bahwa yang dibutuhkan Arsenal saat ini di posisi gelandang bertahan adalah kengototan dan kedisiplinan untuk melindungi pertahanan, bukan keinginan untuk bisa membangun serangan dengan cantik lewat distribusi bola yang mulus ala Arteta. Apalagi dengan pendekatan Arsenal yang cenderung pragmatis akhir-akhir ini. Coquelin seolah mendapatkan lingkungan yang tepat untuk mendemonstrasikan kemampuannya untuk melindungi lini pertahanan. Dia juga memiliki jiwa kepemimpinan seperti terlihat ketika laga melawan City di mana dia meneriaki para rekannya yang gagal menutup pergerakan Navas di sisi kanan. Juga ketika dia meminta agar rekan-rekannya untuk tetap tenang kendati mereka berhasil unggul lebih dahulu lewat penalti Santi Cazorla. Ketidakmauan Wenger untuk membeli DM di bursa Januari sendiri tampaknya menjadi indikator bahwa ia percaya bahwa Coquelin akan mampu memainkan perannya untuk ikut membantu Arsenal ke posisi empat besar di akhir musim. Wenger pun berkata dalam sebuah wawancara bahwa kontrak Coquelin, yang seharusnya berakhir musim panas ini, 99% akan diperbarui. Kita lihat saja kelanjutannya.
Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H