Biaya perawatan yang terbilang cukup besar, dan dijalani dalam waktu lama telah menguras harta benda yang dimiliki.
Akibatnya banyak dari mereka memilih menunda perawatan di Rumah Sakit lantaran tidak memiliki biaya pengobatan, hal ini justru menyebabkan kondisi kesehatan mereka semakin menurun.Â
Kondisi semacam ini tentu memilukan hati kita semua, mengingat BPJS belum sepenuhnya dapat menanggung biaya pengobatan yang harus dibayar.
Gerakan Filantropi Menjadi Solusi Masa Depan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk membantu pasien, seperti bantuan dukungan sosial, yang bersumber dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dan tenaga kesehatan maupun pemerintah.Â
Dukungan sosial marupakan wujud dari spirit filantropi, yang diberikan agar seseorang tidak merasa sendirian dalam mengatasi permasalahan yang dialami.
Menurut sarafino (2016), ada beberapa bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosional (diperhatikan dan dicintai), dukungan informasional (dalam bentuk informasi dan saran), dukungan penghargaan (penghargaan positif dan motivasi) dukungan instrumental (berupa materi, uang, barang atau layanan).
Sejauh ini mungkin bentuk dari beberapa dukungan sosial tersebut sudah banyak dilakukan, namun dukungan dalam bentuk instrumental masih sangat minim, di tengah kebutuhan finansial yang dibutuhkan mereka untuk memperoleh pengobatan yang baik.
Untuk itu gerakan filantropi perlu dikembangkan untuk menyasar masyarakat yang menderita penyakit kronis, dan mengalami permasalahan biaya pengobatan.Â
Sejauh ini filantropi atau gerakan kedermawanan di Indonesia berkembang cukup pesat, hal ini karena masyarakat Indonesia dikenal dengan semangat gotong royong yang sangat tinggi.
Potensi filantropi ke depan harus terus dikembangkan, termasuk strategi dan cara pengelolaannya. Salah satu potensi filantropi terbesar adalah di kalangan komunitas seperti iuran jama'ah masjid, mushallah, jama'ah gereja, komunitas pengusaha, profesional dan sebagainya.