Mohon tunggu...
Firman Darmawan
Firman Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya menyalurkan hobi dalam tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film "The Innkeepers" (2011) Horor Rasa Komedi

16 Januari 2012   02:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Title: The Innkeepers

Year : 2011 Genre: Horror/Comedy

Duration: 1 hr 40 mins Directed by: Ti West Written by: Ti West Starring: Sara Paxton, Pat Healy, Kelly Mc Gillis

Fright Rate : **** (4/5)

The Innkeepers (2011) : Horor Rasa Komedi

(Warning : This review may contain high dose of spoilers, please watch the movie first)

“Mas, udah nonton Innkeepers ?”

“Belum, ceritanya tentang apa ya ? Penginapan ?”

“Kayaknya tentang motel yang nggak berpenghuni terus ada cewek yang penasaran tentang hantu-hantu disitu. Aku lihat trailernya lumayan serem. Mirip Insidious…”

“Wah…menarik juga….coba ntar tak cari filmnya dulu. Lagi musim ya sekarang film hantu rumah….”

“Iya kayaknya….”

Itulah sepenggal obrolan saya via YM dengan seorang horror movie freak dari Surabaya yang ber-nickname Rani, kurang lebih seminggu yang lalu. Sebagai pecinta film horror, mendengar info yang lumayan valid dari horror movie freak seperti Rani ini bagai menemukan segenggam emas murni bagi saya. The Innkeepers disutradarai dan ceritanya juga ditulis oleh orang yang sama, yaitu Ti West. Bagi pecinta film horror, nama Ti West pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Oom West ini sudah terkenal dengan karyanya seperti The House of the Devil (2009), Cabin Fever 2:Spring Fever (2009), atau The Roost (2005).

Hampir semua karya Ti West umumnya adalah low budget horror movie alias dikerjakan dengan dana yang sangat minim, tetapi hasilnya cukup maksimal dan rata-rata mendapat tanggapan yang cukup baik dari para kritikus film di luar negeri. Hal yang menarik bagi saya, mungkin saking rendahnya ongkos produksi film The Innkeepers, jumlah total pemain dalam film ini hanya 10 orang saja dan hampir 95% pengambilan gambarnya juga hanya di 1 lokasi. Sangat sesuai dengan tagline dari film ini saat dipromosikan, yang sukses juga membuat saya tertawa, yaitu “A Ghost Story For The Minimum Wage”…hehehe….

1326681911825958816
1326681911825958816

The Innkeepers berkisah tentang 2 orang penjaga motel Yankee Pedlar Inn yaitu Claire (Sara Paxton) dan Luke (Pat Healy). Claire dan Luke harus melayani tamu Yankee Pedlar Inn yang akan tutup beberapa hari lagi selama pemilik motel tersebut berlibur. Yankee Pedlar Inn ini sebenarnya akan dijual oleh pemiliknya akibat sepinya tamu yang menginap di motel tersebut. Claire dan Luke sangat tertarik dengan legenda hantu Madeline O’Malley, yang menurut keterangan dari tamu-tamu motel, sering menampakkan wujudnya.

Madeline O’Malley menurut legenda, tewas dengan gantung diri di salah satu kamar Yankee Pedlar Inn saat hari pernikahannya yang juga akan dilaksanakan di motel tersebut. Madeline gantung diri karena kecewa akibat dikhianati dan ditinggalkan oleh calon suaminya saat hari pernikahannya tiba. Jasad Madeline sendiri oleh pemilik hotel yang lama, disimpan di gudang bawah tanah, dengan tujuan agar mudah membuangnya nanti, karena pemilik motel merasa ketidakwajaran kematian Madeline merupakan aib bagi motel tersebut. Sejak saat itulah, menurut keterangan tamu motel, hantu Madeline sering menampakkan diri, entah untuk balas dendam atau mencari pacar baru (hehehehe…..hantu juga ternyata suka pacaran ya…).

1326681989803976378
1326681989803976378

Dengan segala daya upaya yang mungkin dilakukan, Luke dan Claire berusaha berkomunikasi dan mengabadikan kemunculan hantu Madeline. Mulai dengan merekam suara di berbagai ruangan motel tersebut menggunakan “teknologi” EVP (Electronic Voice Phenomenon) (ini adalah salah satu teknik paling legendaris dan murah meriah bagi para pemburu hantu di luar negeri dalam dunia nyata) hingga memanfaatkan bantuan seorang tamu hotel yang juga seorang paranormal bernama Lee Ann (Kelly Mc Gillis). Claire dan Luke awalnya tidak mengetahui jika Lee Ann adalah seorang paranormal, karena sebelum beralih profesi menjadi seorang paranormal, Lee Ann adalah seorang bintang fillm televisi yang cukup terkenal di masanya. Akibat Claire yang telah diganggu oleh hantu Madeline melalui suara, Lee Ann akhirnya mau membantu Claire untuk bisa berkomunikasi dengan arwah Madeline yang gentayangan.

Luke juga membuat sebuah website tentang legenda hantu Madeline, lengkap dengan rekaman video amatir yang menunjukkan tanda-tanda penampakan hantu Madeline. Tetapi akhirnya Luke mengaku pada Claire bahwa rekaman video amatir yang dibuatnya selama ini adalah hasil rekayasa alias palsu. Hal ini membuat Claire semakin penasaran untuk membuktikan keberadaan hantu Madeline dan membawanya ke ruang bawah tanah dimana jasad Madeline disimpan.

Selain Lee Ann, tamu motel yang datang terakhir, tepat sehari sebelum motel akan ditutup adalah seorang pria tua misterius yang “ngeyel” meminta kamar nomor 353 di Yankee Pedlar Inn, meski sudah diberikan penjelasan oleh Luke bahwa lantai 3 sedang direnovasi. Pria tua ini berkeras harus menginap di kamar 353 karena katanya disitulah bulan madu bersama istrinya dilewatkan. Akhirnya pria tua ini diperbolehkan menginap di 353 meski dengan kamar yang minim fasilitas. Karena kurang sehari lagi Yankee Pedlar Inn akan resmi ditutup, malam harinya Luke dan Claire kembali mencoba peruntungan mereka untuk dapat mendokumentasikan hantu Madeline dengan langsung menuju sasaran yaitu gudang bawah tanah tempat jasad Madeline dulu disimpan.

1326682045249769204
1326682045249769204

Hasilnya ternyata diluar dugaan hingga membuat Luke lari terbirit-birit saking takutnya dan dia memutuskan untuk minggat dari motel tersebut malam itu juga. Claire yang ditinggal sendiri di motel akhirnya meminta bantuan Lee Ann untuk mencoba mengusir hantu Madeline. Tetapi mungkin karena baru menjadi paranormal alias masih newbie psychic, Lee Ann kalah “ilmu” dengan hantu Madeline dan menyuruh Claire juga segera angkat kaki dari motel tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab atas keselamatan tamu motel, tak lupa Claire juga pergi ke kamar 353, untuk mengajak pria tua yang menginap di kamar tersebut juga angkat kaki dari motel. Tetapi, apa yang ditemukan Claire di kamar 353 sungguh diluar dugaan. Berawal dari sinilah, teror yang sebenarnya baru dimulai di Yankee Pedlar Inn.

132668209374873962
132668209374873962

The Innkeepers telah sukses menggabungkan antara komedi dan horror yang sebenarnya sangat sulit dipertemukan dalam satu film. Sama seperti dalam masak memasak, komedi itu bagaikan gula, sedangkan horror bagaikan garam, sifat masing-masing sangat bertolak belakang. Jadi analoginya, jika komedi dan horror tidak bisa blending secara pas dalam satu film, hasilnya akan sangat mengecewakan dan akan menjadi suatu film sampah. Sama halnya dengan kondisi film horror semi komedi di Indonesia yang makin menjamur belakangan ini, karena blending-nya tidak pas sama sekali, berakhir menjadi film yang sangat murahan dan tidak dapat dikatakan sebagai suatu karya seni menurut saya.

Cara bertutur Ti West dalam film ini juga unik, karena The Innkeepers dibagi dalam beberapa chapter, seakan kita sedang membaca suatu novel horror. Selain itu, film ini juga minim dengan adanya CGI atau efek grafis komputer, sehingga hanya betul-betul mengeksplorasi nuansa film, jalan cerita serta kemampuan akting masing-masing pemainnya. Penonton juga harus dibuat ekstra sabar oleh Ti West karena dalam film ini, seakan Ti West tidak ingin terburu-buru memunculkan klimaks film dengan penampakan hantu Madeline.

Sembari menunggu, penonton diajak oleh Ti West menikmati humor yang lumayan kocak tentang keseharian suasana dan hubungan Luke dan Claire beserta tamu-tamu motel. Tetapi, hasil akhirnya (terutama saat menjelang ending) sungguh diluar dugaan dan membalik semuanya menjadi 180 derajat. Dua karakter utama film ini juga terlihat sangat menjiwai perannya dan saling mengisi. Claire digambarkan sebagai seorang gadis yang terkena,asma, kagetan dan selalu dikerjai oleh Luke. Sedangkan Luke sendiri dideskripsikan sebagai sosok yang sok cool, sok tahu dan sok pemberani, padahal sebenarnya dia adalah pecundang yang kegemarannya cuma nonton gambar porno di situs dewasa.

1326682143663565023
1326682143663565023

The Innkeepers telah memberikan hiburan dan tontonan horor dalam bentuk lain yang layak untuk disimak menurut pendapat saya. Satu hal yang menjadi kunci dalam memahami jalan cerita dari The Innkeepers ini adalah detil setiap adegan dan dialog yang diucapkan oleh karakter-karakter dalam film ini. Karena Ti West sangat pintar bermain dengan nuansa film, sehingga membuat penonton menjadi larut di dalamnya, terkadang penonton menjadi lupa dengan detil-detil tersebut dan akhirnya dibuat bingung saat ending. Ada banyak sekali pertanyaan yang mungkin muncul setelah film ini selesai ditonton. Misalnya saja, mengapa hanya Claire yang sering ditakut-takuti oleh hantu Madeline lengkap dengan penampakannya, padahal yang mati-matian memburu hantu Madeline adalah Luke ? Jika kita memperhatikan detail dialog sejak awal film, tentu tidak akan susah menjawab pertanyaan tersebut, karena jawabannya sudah ada sejak awal film dimulai.

The Innkeepers boleh dikatakan sebagai sebuah karya film horror yang unik, meski temanya sendiri sudah ribuan kali diulang di berbagai film horor. Jalan ceritanya tidak tergesa-gesa (meski sempat juga membuat saya ngantuk awalnya), tapi saat klimaks dan ending, betul-betul membuat semuanya jadi berubah total. Adegan favorit saya (yang sukses membuat saya tertawa) dalam film ini adalah saat Claire ngerjain anak kecil yang menginap disitu bersama ibunya yang cerewet dan selalu membuat kesal Claire dan Luke dengan cara menceritakan legenda hantu Madeline. Otomatis anak kecil ini lapor ke ibunya kalau dia udah ditakut-takutin sama Claire dan akhirnya segera check out dari Yankee Pedlar Inn, sesuai dengan harapan Claire dan Luke. Hehehehe….what a sweet revenge…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun