Mohon tunggu...
Firly Putri Rifansya
Firly Putri Rifansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Jejak Sejarah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang

9 April 2024   10:45 Diperbarui: 9 April 2024   10:47 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, pada tahun 2016 DiCaprio terlibat dalam produksi film dokumenter berjudul "Before the Flood" yang diproduksi oleh National Geographic. Sebagai duta lingkungan PBB dan aktivis lingkungan, DiCaprio berkunjung ke beberapa negara penyumbang karbon terbesar seperti China, India, dan Indonesia. Film ini menyoroti berbagai masalah lingkungan, termasuk perubahan iklim dan masalah sampah, termasuk TPA Bantar Gebang. DiCaprio dalam film ini menunjukkan dampak besar yang diberikan TPA Bantar Gebang dalam menampung sampah dan menggambarkan kondisinya yang sudah melebihi kapasitas. National Geographic yang merupakan media terkemuka dalam menyajikan informasi tentang lingkungan dan penelitian ilmiah juga ikut serta membahas permasalahan yang dialami oleh TPA Bantar Gebang. Melalui artikel-artikel, dokumenter, dan liputan khusus, National Geographic telah membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan serta dampak negatif dari TPA yang sudah terlalu banyak menampung sampah, seperti yang terjadi di Bantar Gebang. Selain itu, pada tahun 2019 National Geographic meluncurkan dokumenter berjudul "Breaking Boundaries: The Science of Our Planet". Dokumenter ini dipandu oleh Profesor Johan Rockstrm, seorang ilmuwan lingkungan terkemuka. Dalam salah satu episode, TPA Bantar Gebang menjadi sorotan utama yang menyoroti dampak ekologi dan sosial dari kelebihan sampah yang ditampung. Melalui dokumenter ini, National Geographic memberikan wadah pada para ilmuwan dan ahli lingkungan untuk menyampaikan informasi mengenai masalah lingkungan yang mendesak, termasuk perlunya solusi inovatif dalam mengelola TPA seperti Bantar Gebang.

TPA Bantar Gebang saat ini telah berganti nama menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Tujuan penggantian nama tersebut adalah untuk menjadikan TPA Bantar Gebang menjadi bernilai ekonomis yang melibatkan pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan teknologi dan ramah lingkungan (Permatasari dan Rahdriawan, 2013). Dari jejak sejarah TPA Bantar Gebang, kita bisa mendapat pemahaman bahwa penanganan sampah yang baik dan benar sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. TPA ini juga menjadi saksi bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya mengubah cara penanganan sampah yang lebih baik, meskipun masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Lika-liku yang dihadapi oleh TPA Bantar Gebang memperlihatkan betapa pentingnya komunikasi dalam mengelola lingkungan menjadi lebih baik. Komunikasi telah menjadi kunci dalam mencapai keseimbangan antara pembangunan perkotaan dan pelestarian lingkungan. Sebagai salah satu contoh baik dalam pengelolaan sampah, TPA Bantar Gebang memberikan contoh berharga bagi kota-kota lain di Indonesia dan di seluruh dunia tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita. TPA Bantar Gebang bukan hanya tempat pembuangan sampah, tetapi juga merupakan sebuah jejak sejarah yang mengajarkan kita untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah demi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Peran aktif semua kalangan dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah dengan cara yang lebih baik dapat membantu TPA Bantar Gebang menjadi tempat pembuangan sampah yang lebih bersih dan ramah lingkungan di masa depan.

Dari seluruh pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang yang berlokasi di Kota Bekasi mempunyai sejarah yang panjang serta berakibat besar terhadap area sekitarnya. Semenjak didirikan pada tahun 1989, TPA Bantar Gebang sudah menjadi salah satu destinasi utama yang digunakan pembuangan sampah di daerah Jakarta serta sekitarnya. Tetapi, bersamaan dengan meningkatnya perkembangan perkotaan serta intensitas konsumsi masyarakat yang bertambah, TPA Bantar Gebang menghadapi permasalahan yang cukup rumit.  Disamping permasalahan-permasalahan tersebut, TPA Bantar Gebang mempunyai peran krusial dalam manajemen sampah Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya jadi tempat pembuangan, TPA Bantar Gebang pula menjadi pusat daur ulang serta pengelolaan sampah yang berkepanjangan. Upaya- upaya pemulihan lahan serta pengelolaan gas metana dari sampah sudah dicoba untuk mengurangi dampak negatifnya.  Sebagai salah satu TPA terbesar di Asia Tenggara, TPA Bantar Gebang terus menjadi sorotan di berbagai diskusi mengenai pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan. Peran serta masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya menjadi metode yang tepat untuk meningkatkan pengelolaan TPA Bantar Gebang serta mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Dengan memahami sejarah dan tantangan yang dihadapi oleh TPA Bantar Gebang, kita dapat lebih memahami berbagai masalah kompleks mengenai sampah di perkotaan Indonesia dan pentingnya melakukan praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Melalui kerjasama, diharapkan TPA Bantar Gebang dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam upaya mencapai lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Firly Putri Rifansya (7021210210) - Komunikasi Lingkungan (A)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun