Peristiwa westerling Adalah peristiwa pembantaian ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen (DST) pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling. Westerling seorang perwira Belanda berdarah Turki. Mereka tiba di Makassar pada 5 Desember 1946.
Peristiwa Westerling terjadi pada 1946 hingga 1947 di Indonesia, akibat pasukan Belanda yang menyerang rakyat Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada 40.000 rakyat tewas oleh pasukan Belanda di bawah komando Raymond Pierre Paul Westerling. Target utamanya adalah warga sipil (warga biasa bukan militer) yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Sebab terjadinya peristiwa ini ialah karena kedatangan pasukan Belanda untuk membersihkan daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik dan menumpas perlawanan rakyat yang menentang terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur.
Aksi pembersihan ini dilakukan Belanda untuk melemahkan Republik Indonesia dan mendirikan Negara Indonesia Timur. Dalam melancarkan aksinya, Westerling menggunakan cara yang kejam. Ia melakukan pembantaian terhadap masyarakat Sulawesi Selatan yang dituduh sebagai pemberontak.
Alasan waterling meninggalkan Indonesia Westerling gagal menjalankan aksinya mengudeta pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin Sukarno-Hatta. Ia meninggalkan Bandung dalam keadaan kacau akibat aksi bersenjata Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Di tengah pertempuran kecil itulah, Westerling sempat melarikan diri dengan cara loncat ke laut dan berenang menuju sebuah pesawat Catalina milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H