Mohon tunggu...
Firli Kusuma Wardaningsih
Firli Kusuma Wardaningsih Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang menulis, pada saat saya menempuh pendidikan S1 saya beberapa kali mengikuti lomba menulis karya ilmiah, essai, dan proposal. Saya memiliki hobi membaca dan memasak. Dalam mencari informasi, saya tertarik terhadap konten yang berhubungan dengan topik pendidikan, kesehatan, dan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wujudkan Pendidikan Berkebhinekaan pada Calon Guru Profesional: PPG Universitas Negeri Malang Gelar Diklat Wawasan Kebhinekaan Global

12 Januari 2024   20:37 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:10 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (11/01/2024)

Keberagaman merupakan sebuah hal yang tidak dapat lepas dalam kehidupan manusia. Di Indonesia terdapat berbagai macam keberagaman mulai dari kondisi wilayah, suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi simbol persatuan dan dasar semboyan Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, sudah seharusnya menjadi kewajiban warga negara Indonesia untuk menjaganya agar tetap utuh dan harmonis. Upaya dalam menjaga persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan salah satu caranya melalui pendidikan.

Program PPG Prajabatan yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang turut mendukung terciptanya pendidikan yang berkebhinekaan melalui kegiatan diklat yang bertajuk Wawasan Kebhinekaan Global (WKG). Adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat mewujudkan generasi penerus yang memiliki toleransi terhadap keberagaman di masyarakat dan melestarikan budaya bangsa. Selain itu, adanya diklat WKG ini juga dapat menambah wawasan dan meningkatkan sikap toleransi bagi calon guru profesional terkait keberagaman budaya dan globalisasi yang berpengaruh dalam dunia pendidikan.

Kegiatan diklat WKG mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang kelas IPA 004 dilaksanakan pada Hari Kamis tanggal 11 Januari 2024 dimulai pukul 07.30 -- 16.30 WIB. Dalam pelaksanaannya mahasiswa didampingi oleh Ibu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. dan Bapak Deny Setiawan, M.Pd. Diklat WKG dilaksanakan dengan mengintegrasikan permainan yang menarik untuk mempelajari konsep materi yang kompleks sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Pada kegiatan diklat ini mahasiswa mempelajari 5 topik dengan menggunakan alur pelaksanaan yang terdiri dari Mulai Dari Diri, Aktivitas, Refleksi, Konsep, dan Aplikasi. Setiap mahasiswa diberikan waktu sekitar 1-2 jam untuk menyelesaikan 1 topik. Mahasiswa kelas IPA 004 dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang setiap kelompok. Adapun ringkasan hasil kegiatan tiap topik pada diklat WKG sebagai berikut:

Topik 1 "Dunia yang Berwarna tentang Kebhinekaan Global"

Pada topik ini mahasiswa diajak berefleksi sejenak tentang asal usul manusia hingga merujuk pada fakta bahwa setiap manusia yang ada di dunia ini tidak berasal dari satu nenek moyang saja. Hal tersebut juga dibuktikan melalui tes DNA bahwa terdapat beragam jenis suku dan ras yang ada dalam satu tubuh manusia. Dari hasil penelitian para ahli genetika membuktikan bahwa tidak ada satu gen murni yang ada di dunia. Oleh karena itu, dalam setiap tubuh manusia terdapat beragam campuran dari berbagai jenis genetik. Fakta ini dapat menjadi dasar bahwa diskriminasi terhadap suatu kelompok tidak dibenarkan karena dalam setiap individu terdapat bagian dari kelompok lainnya.

Berbagai keberagaman yang ada di lingkungan dan masyarakat membuat setiap individu menjadi lebih cerdas karena memiliki wawasan yang luas dari setiap perbedaan yang ada. Pada topik ini mahasiswa mempelajari tentang pentingnya toleransi baik dalam konteks global, Nasional, dan sekolah. Seiring perkembangan zaman yang semakin meningkat mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan yang wajib dimiliki di Abad 21 terkait toleransi dan kolaborasi bersama orang yang berbeda-beda. Hal tersebut didukung dengan informasi terkait praktik baik toleransi dari berbagai negeri.

Dalam mempelajari topik 1 ini, mahasiswa melakukan permainan tentang pilihan masing-masing individu terhadap suatu kondisi. Beberapa pilihan yang harus dipilih oleh mahasiswa yaitu pada saat makan bubur ayam memilih diaduk atau tidak diaduk, ketika tidur memilih lampu nyala atau mati, dan memilih Rhoma Irama atau Iwan Fals. Mahasiswa bebas memilih dan kemudian di akhir setiap, pilihan mahasiswa yang memiliki pilihan minoritas akan diberikan selotip. Permainan ini sebagai contoh bagaimana dalam bermasyarakat setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan yang berbeda. Selain itu, permainan ini juga mengajarkan bahwa perlu adanya sikap toleransi agar mencegah terjadinya tindak diskriminasi dalam berbagai bentuk yang dapat memicu adanya perseteruan hingga perpecahan.

Topik 2 "Negeri Penuh Harmoni tentang Kebhinekaan Indonesia"

Pada topik ini mahasiswa mempelajari tentang keragaman yang ada di Indonesia sebagai sebuah karunia dari Sang Pencipta. Berbagai tradisi dan praktik baik toleransi di Indonesia dimasukkan dalam materi untuk meningkatkan toleransi dalam diri mahasiswa. Keberagaman yang ada dapat menjadikan Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa sehingga menjadi identitas negara pada lingkup global. Toleransi, kerukunan, dan persatuan warga negara Indonesia menjadi nilai luhur yang patut untuk dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, pada topik ini juga dibahas tentang tantangan toleransi di Indonesia sehingga mahasiswa turut menyumbangkan ide dan solusi yang inovatif untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan toleransi.

Dalam mempelajari topik 2 ini, mahasiswa melakukan permainan tentang kehidupan Suku Wowo dan Suku Wiwi yang tinggal di suatu Desa. Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok, kemudian dibagi tugas ada kelompok yang memerankan Suku Wowo dan Suku Wiwi. Perbedaan antara kedua suku tersebut adalah pada karakternya. Suku Wowo memiliki karakter yang tegas dan teguh pendirian serta memiliki suara yang lantang. Sedangkan Suku Wiwi memiliki karakter yang kalem dan sabar serta memiliki nada yang lembut. Pada permainan tersebut mahasiswa diberi tantangan oleh dosen pendamping untuk menyuarakan pendapat antar suku terkait solusi menjaga kelestarian hutan di desa sebelah. Setiap suku menyampaikan pendapatnya dengan ciri khas masing-masing. Namun, pada intinya semua suku memiliki tujuan yang sama yaitu ingin menjaga agar hutan di desa sebelah tetap lestari. Nilai yang dapat diambil dari permainan ini yaitu meskipun terdapat perbedaan karakter dalam setiap individu atau kelompok namun dapat disatukan dalam tujuan positif yang sama.

Topik 3 "Damai Mulai dari Diri tentang Berdamai dengan Diri"

Pada topik ini mahasiswa bersama-sama melakukan refleksi untuk mengingatkan diri sendiri bahwa setiap diri mempunyai identitas. Setiap identitas yang melekat pada diri seseorang merupakan suatu hal yang unik dan tidak perlu untuk merasa malu. Hal lain yang tidak boleh dilakukan terhadap identitas diri yaitu membandingkannya dengan identitas orang lain. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang menjadi letak keunikan dan ciri khasnya. Dalam materi topik ini mahasiswa mempelajari tentang pemahaman identitas diri. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mencintai diri sendiri. Apabila seseorang telah memahami dirinya sendiri maka dapat menghapus prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain. Prasangka merupakan pemicu kesalahpahaman yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perselisihan hingga perpecahan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki prasangka yang baik dan menghargai setiap keberagaman yang ada agar persatuan tetap terjaga.

Dalam mempelajari topik ini dosen memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan sharing tentang pengalaman pribadi yang berkaitan dengan identitas diri. Setiap kelompok diwakili oleh satu orang untuk bercerita tentang pengalamannya. Dari kegiatan sharing tersebut terdapat cerita yang menarik dan berkesan. Setiap cerita memiliki nilai positif yang dapat menjadi bekal untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu saja, namun juga menjadi teladan dan mengayomi setiap peserta didik dengan sepenuh hati. Cerita dari rekan-rekan dapat menjadi bahan refleksi untuk menyadarkan kembali bahwa peran pendidikan yang sebenarnya tidak hanya untuk membuat seseorang menjadi pandai namun juga menjadikan seseorang untuk mampu menemukan jati dirinya.

Topik 4 "Sekolahku yang Bhineka tentang Keragaman di Sekolah"

Pada topik ini mahasiswa bersama-sama mempelajari tentang penerapan nilai-nilai toleransi di sekolah atau kelas dalam bentuk program kebhinekaan. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik untuk belajar sehingga dapat menambah pengetahuan dan juga keterampilan. Peserta didik yang ada di sekolah berasal dari berbagai aspek yang memiliki keunikannya masing-masing, mulai dari latar belakang sosial, agama, suku, budaya, adat istiadat, karakter, minat, bakat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sekolah perlu memfasilitasi keberagaman tersebut melalui program praktik baik yang dapat menumbuhkan toleransi pada diri seluruh warga sekolah. Apabila praktik baik toleransi dilaksanakan dengan optimal, maka nilai positif dari adanya keberagaman di lingkungan sekolah juga dapat menambah wawasan budaya serta memperkuat persatuan dan kesatuan.

Dalam mempelajari topik ini, setiap kelompok melakukan diskusi dengan memainkan peran yang mewakili setiap anggota sekolah. Beberapa peran tersebut diantaranya adalah kepala sekolah, ketua yayasan, guru, murid, dan wali murid (orang tua). Dalam permainan peran ini setiap peran memiliki karakter masing-masing, seperti kepala sekolah memiliki karakter yang tegas tetapi plin plan, ketua yayasan selalu bertindak hati-hati, peran guru yang selalu sibuk, orang tua yang bersifat konservatif, dan murid yang eksploratif.

Permainan tersebut terdapat beberapa tema yang mengandung kebhinekaan di sekolah. Peran-peran yang telah disebutkan sebelumnya harus melakukan diskusi dengan berbagai karakter yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang muncul dalam melaksanakan program kebhinekaan di sekolah. Dalam proses diskusi akan muncul perbedaan pendapat antar peran sehingga menimbulkan beberapa masalah, akan tetapi setiap peran memiliki saran atau solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Pada akhirnya semua peran berdiskusi bersama untuk menentukan solusi yang paling efisien dan tepat. Kesimpulan dari permainan ini adalah kita memiliki keberagaman dari berbagai aspek yang pastinya akan menimbulkan perbedaan pendapat atau masalah, akan tetapi dengan adanya rasa toleransi segala masalah tersebut akan diperoleh solusi yang tepat.

Topik 5 "Sekolahku yang Damai tentang Menuju Sekolah Damai"

Dokumentasi Pribadi (11/01/2024)
Dokumentasi Pribadi (11/01/2024)

Pada topik ini memberikan pemahaman bagi mahasiswa akan sekolah yang aman, nyaman, serta apa saja tantangan dan solusinya. Sekolah damai memiliki arti lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap warga sekolah karena di dalamnya terdapat kerukunan, toleransi, kepercayaan, dan kebersamaan. Sebagai calon guru profesional maka mahasiswa perlu mengenali berbagai bentuk konsep sekolah damai dan berbagai tantangannya untuk mewujudkan sekolah damai tersebut. Sekolah damai dapat terwujud jika setiap komponen dalam sekolah berkolaborasi untuk mengamalkan praktik baik dengan penuh tanggung jawab.

Mahasiswa diajak untuk melakukan permainan kartu secara berkelompok untuk memahami strategi mewujudkan sekolah damai. Pada permainan ini disediakan 3 kartu dengan 3 jenis warna yang berbeda dan papan permainan dengan 3 kotak warna yang berbeda. Warna merah berarti ancaman, warna kuning berarti kerentanan, dan warna hijau berarti kapasitas. Selain itu, terdapat kotak yang bertuliskan huruf "R" bermakna resiko. Beberapa opsi untuk menjalankan permainan ini yaitu ambil 3 lihat 1, ambil 1 lihat 1, dan ambil 1 buang 1. Setiap pemain memiliki 1 opsi dalam 1 kali permainan. Perhitungan skor dilakukan pada akhir permainan saat kartu telah habis didistribusikan pada ketiga kotak. Cara menghitung perolehan skor yaitu jumlah kartu pada kotak ancaman dikalikan dengan jumlah kartu pada kotak kerentanan kemudian dibagi dengan jumlah kartu pada kotak kapasitas. Semakin kecil hasil perhitungannya maka semakin baik karena berarti sekolah memiliki kapasitas yang tinggi untuk mengatasi ancaman dan kerentanan dalam mewujudkan sekolah damai. Nilai yang dapat diambil dari permainan ini adalah pentingnya kolaborasi seluruh komponen sekolah untuk merancang strategi sehingga dapat meningkatkan kapasitas sekolah untuk mengatasi ancaman dan kerentanan dalam mewujudkan sekolah damai.

Tanggapan Mahasiswa PPG Prajabatan IPA Kelas 004 Gelombang 1 Tahun 2023

"Meskipun diklat dilaksanakan dalam waktu sehari penuh, diklat tidak terasa membosankan karena dikemas dengan menarik dan langsung dipraktekkan sehingga inti dari materi yang disampaikan juga dapat dipahami dengan baik." Siti Maryam, Peserta diklat WKG.

"Sebagai calon guru profesional, toleransi dapat dimulai dari diri sendiri dan implementasinya di lingkungan sekolah. Kegiatan diklat yang dilakukan dengan menggunakan game edukasi sangat menyenangkan dan menambah ilmu serta pengalaman. Kami diberi pengajaran bahwa pemikiran kami tentang dunia sangatlah luas. Banyak sekali suku, bangsa, ras, dan agama di dunia ini sehingga perlunya prinsip tentang toleransi antar sesama agar dapat menjadikan perdamaian dunia." Ucap Galuh Rizky Titania, Peserta diklat WKG.

Author: Mahasiswa PPG Prajabatan IPA Kelas 004 Gelombang 1 Tahun 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun