---
Lalu ? Apa kaitan semuanya ?
Dari kedua contoh di atas dan sudah di singgung, mulai dari jumlah followers, likes, komentar yang sedikit akhirnya berdampak pada  :
-Ketidakpuasan terhadap hidup kita
-Selalu melihat cela kosong dalam diri orang lain atau kita
-Selalu berusaha untuk menjadi orang lain sesuai dengan apa yang media sosial mau
-Selalu membandingkan kehidupan yang kita milik
-Tidak melihat potensi asli dalam diri kita
Pada akhirnya media sosial yang awalnya memiliki fungsi sebagai perantara berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, kini berubah menjadi tolak ukur untuk diri kita atau untuk mengukur kehidupan seseorang, hal yang tragis.Â
Media sosial sangat tidak boleh di gunakan untuk mengukur kehidupan kita ataupun orang lain, yang dapat menilai diri kita atau melihat tolak ukur dalam diri kita atau orang lain ada pemiliki kepribadian diri tersebut tidak bisa di lihat dari media sosial yang ia miliki,Â
karena hanya diri kitalah yang memahami diri dan kepribadian kita atau mungkin sesuatu yang terpendam dalam diri kita.Â
Ilustrasinya, tidak bisa terus menerus kita mengikuti arus seperti sungai yang hanya mengikuti kemana arus ingin pergi.
---
Apakah kalian sudah menjadi diri kalian sendiri? dan tidak menjadikan media sebagai tolak ukur tentang kehidupan kalian dan orang lain?
---
Regards, Firlen Kusuma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H