Mohon tunggu...
Firkas
Firkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik pada bidang Sastra, Film, dan Topik Sosial

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersadar Rasa

6 Juni 2024   09:36 Diperbarui: 17 Oktober 2024   18:12 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jemari mulai bertanya pada pemilik akal 

Seberapa indah tumpahan karya ia cipta 

Instruksi berujar tak cukup mengukur 

Ibu mendengar haluan kecil putri nya 

Ayah melangkah menatap tersenyum 

Pilu tumpah bercecer bertaruh ekspetasi 

Rangkaian kisah itu terukir 

Kenikmatan didekap Semesta meringkuk hangat 

Langit sore tak pernah melihat elok di sudut matanya 

Kesadaran diri meletakkan kesombongan perlahan 

Semua berlalu terhembus lembut terbawa angin malam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun