Hal yang kedua, rencana induk transportasi publik tersebut perlu mengacu pada rencana tata ruang makro wilayah Bandung Raya. Hal yang ketiga, rencana tata ruang kota dan atau kabupaten, masing-masing wilayah tersebut, harus memuat rencana transportasi yang mendukung pengembangan wilayah.Â
Keempat, rencana  tata ruang kota dan atau kabupaten, seyogyanya menekan  dan membatasi penggunaan lahan yang sudah jenuh karena sudah padat aktivitas seperti kawasan perdagangan, kawasan wisata dan sebagainya, untuk menghindari terjadinya bangkitan arus lalu lintas yang menimbulkan terjadinya kemacetan.Â
Tranportasi publik di wilayah Bandung Raya juga harus memperhatikan karakteristik  fisik jalan. Secara umum, jalan-jalan yang ada di wilayah Bandung Raya tidak lebar dan cenderung sempit/kecil. Selain itu ruas jalannya pendek-pendek. Selain itu perlu juga dicermati lokasi kawasan perumahan dan pemukiman masyarakat yang makin menyebar ke pinggiran kota. Hal ini berkonsekuensi pada lamanya waktu tempuh perjalanan karena jauhnya jarak rumah ke tempat tujuan di tengah kota. Karakteristik-karakteristik  tersebut sangat berpengaruh pada pilihan moda  transportasi publik yang akan digunakan. Sebagai contoh, jalanan Kota Bandung yang kecil dan sempit, tidak cocok dengan penggunaan bus besar. Bus yang cocok adalah yang ukurannya sedang sehingga tidak memakan badan jalan.Â
Jika reformasi transportasi publik ini dijalankan, saya yakin warga Bandung akan sepenuhnya beralih menggunakan transportasi publik. Asalkan transportasi publik tersebut, memberikan kenyamanan dan keamanan, tepat waktu, pelayanan yang memadai, tarif yang murah dan terjangkau. Selain itu kondisi infrastruktur penunjang seperti halte bus atau tempat menunggu yang representatif, layanan bagi orang tua, anak dan kaum difafbel yang memudahkan untuk mengakses dan menggunakan transportasi publik. Semoga saja wajah muram karena krisis transportasi publik di wilayah Bandung akan segera berlalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI