Urang pakidulan adalah sebutan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah selatan Jawa Barat (Jabar), baik itu dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur,Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Urang pakidulan banyak yang melakukan urbanisasi pergi ke kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta. Malahan banyak juga urang pakidulan yang migrasi pergi bekerja ke luar negeri seperti ke Timur Tengah, Malaysia dan Asia Timur (Hongkong, Korea, Jepang).Â
Alasan utama urang pakidulan pergi dari kampung halamannya adalah untuk memperbaiki nasib, lepas dari jeratan kemiskinan. Mereka ingin meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya dengan bekerja di daerah lain. Kantong-kantong kemiskinan Jabar banyak terdapat di wilayah selatan. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar menunjukkan terdapat sekitar 577.223 keluarga pra sejahtera di wilayah ini selama tahun 2006-2008.
Meskipun wilayah selatan Jabar kaya dengan potensi seperti obyek wisata alam, perikanan laut, pertanian lahan kering dan perkebunan, tetap saja belum bisa menghela kehidupan masyarakatnya menjadi lebih sejahtera. Salah satu kendala utama adalah belum tersedianya infrastruktur seperti jalan yang layak untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat. Biaya ekonomi tinggi senantiasa harus dikeluarkan kalau hendak menjalankan usaha di wilayah Jabar selatan ini.
Walaupun penduduk wilayah selatan Jabar bermata pencaharian sebagai petani, namun mereka adalah petani yang miskin. Faktor pemilikan tanah pertanian yang sempit yaitu berkisar antar 0,5 - 1 hektar menjadikan usaha pertanian kurang menghasilkan pendapatan yang optimal. Mayoritas penduduk banyak yang berstatus buruh tani dan juga tak mempunyai lahan pertanian (petani tuna kisma). Tak heran, lahan-lahan perkebunan yang terlantar karena hak guna usahanya habis, banyak yang diambil allih para petani tuna kisma untuk ditanami demi menyambung hidup.
Proses Urbanisasi
Secara teori, pengertian urbanisasi beda dengan pengertian orang awam. Teori kependudukan mengatakan, urbanisasi adalah persentase penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan. Sedang orang awam memahami urbanisasi sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perlu dipahami bahwa perpindahan penduduk dari desa ke kota merupakan salah satu penyebab proses urbanisasi. Penyebab lainnya berupa pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah perkotaan dan perubahan status dari wilayah perdesaan ke perkotaan.
Proses urbanisasi urang pakidulan disebabkan oleh mahzab pembangunan yang lebih menitikberatkan pada kemajuan wilayah perkotaan (urban bias) . Pembangunan Jabar selatan sangat lambat dilakukan, malahan sumber dayanya banyak yang terus menerus disedot ke daerah lain yaitu ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi dan Cirebon. Kesempatan dan peluang meningkatkan kehidupan ekonomi di wilayah Jabar selatan menjadi semakin menciut.Â
Kebijakan pembangunan selama ini lebih memusatkan ke Jabar bagian tengah (Bandung) serta bagian utara (Bekasi dan Cirebon). Hal ini didasarkan pada kecenderungan pelaku ekonomi yang akan melakukan investasi di daerah yang memiliki infrastruktur yang baik dan lengkap serta memiliki jumlah dan kepadatan penduduk yang besar. Para pelaku ekonomi tentunya ingin menghemat biaya usaha (produksi dan distribusi barang serta jasa). Para penduduk pun akan mendatangi daerah tersebut untuk memperoleh kesempatan dapat pekerjaan, misal jadi buruh pabrik seperti yang banyak terdapat di wilayah Bandung dan kawasan Bogor, Depok, Karawang dan Bekasi.Â
Urang pakidulan tidak hanya pergi urbanisasi ke kota besar, tetapi juga bermigrasi melanglang buana ke negeri lain dengan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Banyak penduduk yang rela pergi bertahun-tahun lamanya jauh dari keluarga untuk pergi mencari nafkah di luar negeri. Jumlah uang miliaran rupiah mengalir deras dikirim dari luar negeri untu keluarga di tanah air. Maka jangan heran jika di daerah pakidulan sering didapati rumah-rumah bagus mirip rumah-ruma di kota, yang dibangun dari hasil jerih payah TKI dan TKW.
Kebijakan urbanisasi ke depan
Urang pakidulan yang pergi ke luar daerahnya, misal ke Bandung, Cirebon atau Jakarta, karena di tiga kota itu terdapat aktivitas-aktivita ekonomi yang memungkinkan lebih mudah memperoleh pekerjaan atau kesempatan berusaha. Oleh karena itu, urbanisasi bisa dikatakan sebagai suatu proses yang wajar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup. Jika memperoleh uang semakin sulit di daerah asal, tentunya bukan hal yang salah kalau urang pakidulan lantar pergi bekerja ke luar daerah.