Kasus AR dan AA juga memberi inspirasi pada bintang film yang tak laku. Atau pendatang baru. Atau siapapun yang berniat menerjuni keartisan tapi cuma punya bekal tubuh seksi tanpa punya kemampuan akting. Siapa tidak tergiur uang ratusan  juta yang diraup dalam beberapa hari? Siapa tidak ingin punya Lambhorgini?
Siapa Bisa Mencegah
Barangkali sekarang ini 'simbiosis mutualisme' itu dilakukan hati-hati. Cemas polisi mengintip. Tapi siapa bisa mencegah dua kebutuhan dipertemukan untuk happy ending? Siapa mampu mencekal pertemuan rahasia lewat lift nun jauh dari meja resepsionis hotel? Siapa peduli CCTV di lorong hotel menangkap gambar perempuan asing memasuki kamar tatkala hotel-hotel sedang mengejar okupansi? Siapa bisa membendung hedonisme yang melahirkan kemewahan?
Tak pernah ada bisnis ini gulung tikar. Kasus AA yang merebak bukannya mematikan, tapi justru menumbuhkembangkan.
Tadi pagi, saya bertemu anak seorang bos yang sangat akrab dengan saya, di sebuah bank. Belum lama ini dia mengaku pernah mem-booking selebriti Jakarta yang namanya sudah sangat terkenal, bahkan ada dalam daftar artis penjaja cinta bertarif puluhan-ratusan juta, yang inisial namanya akhir-akhir ini disebarluaskan melalui jejaring sosial dan media online.
Mau tahu apa yang dia katakan pada saya? "Menurut sampean artis ini oke nggak, Mas? Saya pengen dia ... " Ucapnya seraya senyum dikulum. Saya longok tabletnya. Olala, artis yang fotonya dia tunjukkan itu tempo hari nongol di televisi ...
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H