Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ayam Kampus di "Bukan Empat Mata" Tadi Malam

25 Februari 2014   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUKAN Empat Mata mengambil topik yang merangsang, tadi malam. Judulnya "Penjaja Cinta". Bayangkan saja!

Ya, saya membayangkan tamu-tamu yang hadir adalah perempuan tinggi semampai, wangi, dengan lip gloss yang kemilau di bibirnya yang merekah. Astaga, yang dihadirkan adalah anak bau kencur untuk mewakili "ayam kampus", dan embak-embak 'ala kadarnya' yang mewakili Gang Dolly, kompleks pelacuran Surabaya yang konon terbesar di Asia Tenggara.

Topik yang sebetulnya menggugah selera. Kita ingin tahu, seperti apa dunia ayam kampus. Juga kepo terhadap bilik asmara Gang Dolly yang legendaris itu. Tapi, mestinya ini bukan konsumsi Bukan Empat Mata yang ditonton ibu-ibu berjilbab dengan tawa sulit dibendung tatkala Tukul Arwana membanyol, dan ditonton sekumpulan manusia cengengesan berkaus hitam yang duduk di belakang kursi  Tukul.

Lebih tepat bila tema "Penjaja Cinta" dengan mendatangkan PSK digelar di studio tanpa penonton, dengan atmosfer serius. Ada tabung televisi yang memisahkan meja kursi dialog dengan pemirsa di rumah, sehingga kehadiran wanita malam tidak menjadi bahan tertawaan. Bayangkan saja, tiap kali narasumber bicara, Tukul menimpali dengan lelucon, lantas ketawa meledak di mana-mana. Si bintang tamu yang hidupnya perih, menjadi kian pedih.

Pun begitu, ada ganjalan lain menonton Bukan Empat Mata tadi malam. Lepas dari sesungguhnya siapa ayam kampus dan PSK Dolly yang diundang Trans7 tadi malam, apakah mereka benar-benar wanita penghibur, atau dua sosok yang dilatih untuk 'memerankan' pelacur (sebagaimana dulu program "Termehek-mehek" TransTV yang ternyata pemain-pemainnya palsu belaka), dua bintang tamu -- di luar psikolog Vania Wibisono yang juga diundang untuk jadi pembanding -- Biola dan Gitar (nama samaran) menurut saya kurang cakap.

[caption id="attachment_313925" align="aligncenter" width="500" caption="Biola, si Ayam Kampus. (Arief Firhanusa)"][/caption]

Apakah pelacur harus pintar? Bukan itu maksud saya, melainkan kurang meyakinkan sebagai ayam kampus dan PSK Gang Dolly. Biola -- yang konon ayam kampus -- mengaku kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta, mengambil jurusan IT. Pada galibnya, ayam kampus itu menawan karena ia 'berjualan'. Deskripsi menawan itu ya tinggi semampai, sintal, rambut terurai indah, mata nakal, dan bibir 'ember' seorang pelacur.

Meski Biola dipasangi topeng Zoro, tampak benar gadis yang mengaku semester 3 di kampusnya ini mirip gadis tetangga saya yang lugu. Rambutnya tidak tertata dengan bagus, intonasinya bocah, dan ia cenderung seperti anak SMA bongsor yang intim dengan fisika dan matematika. Meski ia relatif tangkas menjawab pertanyaan-pertanyaan Tukul, Vega Darwanti, dan Olla Ramlan, namun kentara benar ia hafalan sebab pertanyaan-pertanyaan itu tidak menukik macam sejak kapan ia jadi ayam kampus, honornya buat beli apa, bapak ibunya tahu tidak kalau Biola jadi PSK, dan semacamnya.

Dengan tampilan seperti itu, bagaimana om-om terpikat? Apakah selera hidung belang sudah sedemikian parah sehingga ABG unyu-unyu itu pun dilahap? Kesimpulan saya, semoga tidak meleset, Biola bukanlah ayam kampus yang sesungguhnya. Gadis ini tidak punya aura pelacur. Meski saya tetap mengapresiasi kinerja tim kreatif Trans7.

[caption id="attachment_313926" align="aligncenter" width="500" caption="Gitar, pelacur Gang Dolly. (Arief Firhanusa)"]

1393305283394433100
1393305283394433100
[/caption]

Lain lagi Gitar. Janda ini cukup gesit berbicara dan menjawab, dengan logat Jawa yang kental. Hanya saja, dengan performa yang tidak meyakinkan, apakah ia benar-benar mendapat setidaknya tiga tamu dan maksimal delapan dalam sehari seperti pengakuannya? Gitar -- sama dengan Biola -- tidak memiliki aura PSK. Susunan giginya yang (maaf) tonggos tidak menyiratkan bahwa ia pelacur yang laris di Gang Dolly!

Tema esek-esek tadi malam tidak sendirian. Beberapa malam sebelumnya Bukan Empat Mata menampilkan penari telanjang, dengan separuh muka yang juga ditutupi topeng. Berbeda dengan ayam kampus tadi malam yang dua tamunya duduk-duduk manis, penari striptis itu bahkan disuruh menggoyang pinggul, dengan erotisme hampir setara dengan saat dia benar-benar bugil di depan puluhan pasang mata yang memelototinya di sebuah tempat hiburan remang-remang.

Sama dengan tema "Penjaja Cinta", topik penari bugil tampaknya juga kurang pas digelar di Bukan Empat Mata, dengan kecurigaan yang sama terhadap kebenaran tentang apakah dia benar-benar penari striptis, atau penari latar yang dicomot untuk ditampilkan, kemudian dihonori ...

-Arief Firhanusa-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun