Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tips Beli Motor Kreditan Murah dan Lekas Di-ACC

14 April 2014   21:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan pengalaman masa silam, plus referensi kerabat, famili, dan kawan yang baru-baru ini beli motor secara kredit, maka ada tips yang bisa saya bagikan.

Umumnya kita belum-belum sudah malas bila akan disurvey kalau berniat beli sepeda motor secara mengangsur. Survey (yang benar) biasanya datang ke rumah, memotret rumah, bertanya kepada para tetangga kita mengenai status rumah, perilaku, dan sebagainya.

Itu belum surveyor tak sungkan-sungkan bertanya/menelepon atasan kita, atau HRD tempat kita bekerja. Bila akhirnya di-ACC sih oke, perkaranya kalau sudah diinvestigasi tapi ujung-ujungnya pengajuan kredit kita ditolak. Malu bercampur kesal.

Nah, inilah beberapa cara yang bisa ditempuh supaya Anda tidak berlama-lama menunggang motor impian.

1. Pilih dealer yang tidak mentereng. Pemilihan dealer jangan silau oleh dealer-dealer motor yang besar. Saya tidak sebutkan namanya, karena tentu di masing-masing kota, apalagi kota besar, dealer ternama akan berbeda.

2. Mengapa pilih dealer yang sepi? Pasalnya dealer-dealer seperti ini mengejar setoran. Mereka tidak ingin stok kendaraan menumpuk di gudang maupun di display. Itu sebabnya mereka mengerahkan segala cara agar stok yang mereka miliki lekas-lekas laku. Maka, tak jarang mereka memberi cash back cukup besar, dan sering bisa dinego. Para marketing dealer ini memang mendapat komisi dari penjualan, tapi bila penjualan sedikit, maka komisi yang mereka terima juga sedikit. Tak ada jalan lain, cash back harus diobral. Prinsipnya, makin banyak unit terjual, komisi juga makin besar mereka terima.

3. Menurut saja bila pihak dealer memilihkan leasing untuk kita. Para staf marketing dealer-dealer (bahkan barangkali menyangkut kepala cabang dealer bersangkutan) biasanya kongkalikong dengan pihak leasing untuk mempermudah volume penjualan. Itu makanya kita tak perlu rewel bila pihak dealer menunjuk leasing, sebab biasanya telah terjadi koneksi antara dealer dengan surveyor leasing. Koneksi ini tentu simbiosis mutualisme. Leasing dinilai Bank Indonesia telah sehat dengan menggulirkan keuangan, dealer lega karena dagangannya terjual.

4. Tetap ngotot pilih leasing yang kita suka. Mungkin ada di antara kita yang bermasalah dengan sebuah leasing. Bila itu terjadi, maka Anda harus memilih leasing lain di luar leasing yang ditunjuk oleh pihak dealer. Tak masalah kalau Anda pilih leasing yang benar-benar baru, atau sudah lama tapi tak terkenal, agar Anda mendapat kemudahan. Toh pihak dealer biasanya tak keberatan. Yang penting bagi mereka stok kendaraan laku.

Hanya, Anda harus was-was. Biasanya Anda akan terjepit persoalan asuransi bila motor Anda hilang digondol maling. Leasing kurang bonafid tidak secerdas leasing ternama dalam menerjemahkan makna asuransi kehilangan dan sebagainya.


Itu tips singkat yang menurut saya halal, ketimbang misalnya jalan-jalan haram, misalnya saja memalsukan KTP, alamat, dan sejenisnya yang berperkara dengan hukum. Niat mengredit motor dilandasi kebutuhan mendesak untuk kepentingan keluarga. Jangan berniat mengangsur kendaraan untuk diputus di tengah jalan, kemudian motor digelapkan.

Terpenting pula, hitung penghasilan Anda, cukup tidak untuk disisihkan ke pembayaran angsuran. Jika cukup, maka perlu juga memelajari klausul kredit yang panjang dan bertele-tele. Umumnya, para kreditor malas membaca pasal-pasal dalam lembar kontrak, dan langsung tanda tangan karena girang pengajuan kreditnya di-ACC!

-Arief Firhanusa-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun