Perlahan-lahan Cak Lontong menjadi pilar penting Indonesia Lawak Klub (ILK) Trans7. Sebagaimana maskot di bidang apapun, kedudukannya selalu tidak aman. Ia menjadi incaran pelawak lain yang cemburu, merasa perlu superioritas Lontong digeser, dan bentuk-bentuk kecemburuan sejenis.
Cak Lontong sesungguhnya menyebalkan. Sebal datang dari mereka yang telanjur 'dikibuli' mindset debat-debat serius di sebuah ruangan berkarpet dengan pola round table macam Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas itu. Lontong memang serius, tapi cuma parasnya. Muatan ucapannya tak satupun yang serius, meski berlapak survey dan data.
Ia menggunakan pakem stand up comedy dalam setiap sesi bicara di ILK. Selalu ia katakan "menurut survey saya" atau "menurut data saya" sebagai setup (bagian pengantar suatu joke), kemudian menyudahinya dengan punchline (bagian yang membuat orang tertawa) dengan mulus. Keseriusan wajahnya mengutarakan pendapat (ngawur) dengan intonasi kalem dan vokalnya yang khas inilah letak kekuatan pria tinggi besar ini.
Tapi tak semua orang suka, itu masalahnya. Bermula dari seringnya panelis dan narasumber mengeroyok, lalu seringnya ia 'bertikai' dengan Komeng, tak ayal menyulut 'kebencian' tertentu bagi yang tidak memahami skenario ILK. Dipikirnya Lontong adalah biang kerok. Atau sosok sok tahu yang mengganggu acara. Bagi komedian-komedian lain yang iri pada sukses Lontong ini bisa saja mereka menginginkan Lontong lengser dari program laris tersebut.
Dominasi Cak Lontong tak bisa dielakkan dari ILK. Ia semacam gong. Bayangkan bila pria Surabaya ini meriang sehingga seminggu dia tak datang. Mengandalkan Komeng yang dibantu beberapa comic belum tentu ILK seru. Komeng telah ngeklik dengan Lontong dalam ting-tang. Membaca bibir Komeng saat menyebut Lontong "ganjal kulkas" atau "saus nyeprot" saja sudah hiburan tersendiri.
Apakah mau mengandalkan Fitri Tropika sebagai 'lawan' Komeng? Ricky Ceper? Indra Bekti? Bolot? Atau Wendy? Tak ada satupun yang punya karakter defensif yang keras kepala tapi cerdas mirip Lontong. Wendy yang pada episode "Janji Manis Caleg" tempo hari diundang untuk meramaikan saja tampak kikuk, meski dia raja di Yuk Keep Smile (YKS) Trans TV.
Pada posisi inilah Cak Lontong menjadi sasaran tembak, sebagaimana bintang kelas di SD yang kadang disenggol dengan kasar kawan sekelas, atau peraih Piala Citra yang disiriki bintang film lain. Caranya bisa macam-macam, misalnya saja dalam sebuah episode Cak Lontong sengaja dipermalukan lewat dialog yang keluar dari pakem, atau iming-iming honor besar yang dilakukan stasiun lain agar Cak Lontong mau hengkang dari ILK, atau lewat kampanye hitam dengan menciptakan isu bahwa materi banyolan Cak Lontong melanggar SARA, dan sebagainya.
Sebuah perenungan bagi pengelola program ini, dan khususnya Cak Lontong sendiri, supaya hati-hati ...
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H