Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perang Mulut di Talkshow TV (Mestinya) Cuma Sandiwara

23 September 2014   18:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda masih ingat kan peristiwa penyiraman air oleh jubir FPI Munarman ke wajah sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola pada 28 Juni 2013? Ya, kisah gontok-gontokan di acara talkshow tvOne dalam program Apa Kabar Indonesia (Pagi) yang diudarakan secara langsung itu membangkitkan rasa was-was pemirsa TV akan adanya kemungkinan terjadi lagi di alam demokrasi yang masih panas ini.

[caption id="attachment_343916" align="alignnone" width="600" caption="Peristiwa penyiraman air di studio tvOne dalam acara bincang-bincang, Juni tahun silam. (Sumber foto: kompas.com), "][/caption]

Di satu sisi, kejadian memalukan (yang bisa saja ditonton anak-anak sekolah) itu membuktikan tvOne mampu menghadirkan dialog panas yang amboy secara entertainmen. Tetapi di sisi satunya secara edukasi program yang kala itu dipresenteri oleh duet Arief Fadhil-Winny Charita ini tidak mendidik, kendatipun dua presenter itu sanggup memancing dua narasumbernya untuk 'panas', namun gagal membendung segelas air yang ditumpahkan secara kasar dan tidak manusiawi oleh salah satu narasumbernya ke wajah orang lain.

Talkshow di TV itu mestinya bisa berlangsung hangat tanpa perlu panas, dan bisa adem lantaran digelar di sebuah ruangan ber-AC. Seberat apapun topik yang diangkat, peran produser, pengarah acara, serta terpenting presenter/moderator amat penting untuk menciptakan suasana nyaman tanpa kekisruhan, apalagi sampai terjadi adu fisik.

TV masa kini memiliki jeda-jeda tatkala waktunya iklan memasuki slot. Itulah momen penting bagi para narasumber untuk saling bercakap di luar konteks resmi dialog dalam tabung televisi. Pada masa jeda, presenter akan menunaikan tugasnya melunakkan kebekuan dengan ucapan-ucapan ringan: "Mari diminum dulu Pak kopinya? Suka teh, ya? Kita buatkan teh?" Atau, "Panas banget Pak di luar sana, mau hujan barangkali ... "

Ucapan-ucapan ringan itu melupakan sejenak penat pikiran para narasumber yang hadir ke studio dengan beban berat lantaran harus mengungkap kebijakan partai atau departemen yang dipimpinnya. Saya beberapa kali mengalami pencairan kebekuan tersebut hanya oleh sentuhan presenter yang enak di telinga.

Belum lama ini saya diundang oleh TVKU Semarang (grup Rajawali TV, dulu B-Channel) untuk membahas masalah tim PSIS. Di studio hadir pula Didik Saptiyono. Sebagai pengurus PSIS, Didik yang juga wartawan Harian Wawasan (Semarang) ini harus memiliki argumen yang kuat atas kritikan pedas saya yang berkapasitas sebagai pengamat sepakbola, mengenai prestasi PSIS yang kala itu merosot, padahal PSIS didanai oleh APBD. Di dalam siaran resmi yang diudarakan secara langsung, kami perang kata-kata, adu argumentasi, saling membuka tabir masing-masing lawan bicara, atas pertanyaan-pertanyaan presenter Hesty Imaniar yang amat menukik.

[caption id="attachment_343920" align="alignnone" width="600" caption="Presenter Hesty Imaniar (tengah) mencairkan ketegangan saya (kiri) dan Didik Saptiyono (kanan). (Foto: TVKU)"]

14114439951060987801
14114439951060987801
[/caption]

Namun, kala jeda acara, saat iklan masuk, Hesty pintar membuat kami tertawa, sepintar dia memancing kami untuk bicara apa adanya saat siaran tiba. Dia cuma bilang: "Mas Arief jadi tambah item kalau emosional kayak tadi. Yang rileks wae Mas," maka, kami pun ngakak dibuatnya. Nah, inilah pos penting untuk melunakkan kerut di kening. Pos tersebut -- kala spirit sandiwara muncul -- ada di jeda iklan tadi.

Saya kira trik seperti itu telah lama digunakan oleh TV-TV macam Metro TV maupun tvOne yang getol membuat program bincang-bincang, meskipun narasumber yang didatangkan berseberangan dengan partai pemilik TV bersangkutan ...

-Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun