Apa yang bisa dipetik dari liputan tentang KD-Aurel ini? Tak ada! Malah bisa-bisa TV ditafsirkan ikut campur mendorong seseorang pantas menjadi janda, dan setelah janda bisa berdekatan kembali dengan anak-anaknya. Bisa-bisa pula penikmat musik mencibir KD karena terkesan memaksakan putrinya menjadi penyanyi, sementara suara Aurel itu jelas-jelas bukan suara penyanyi.
Di luar tiga itu, masih ada sejumlah berita lain yang mirip. Keseragaman yang menciptakan kesimpulan bahwa para awak infotainmen dan redaktur/produser/koordinator liputannya sangat miskin pemetaan sebelum memerintahkan jurnalisnya untuk menguber dan menggali peristiwa. Wartawan infotainmen (Indonesia) masih suka menggerombol tatkala mewawancarai seorang tokoh dalam sebuah peristiwa seraya mengacungkan mikrofon, tanpa menggali dari sisi berbeda.
Sajian yang kita dapatkan dari infotainmen (di hampir semua TV penyelenggara program berita selebriti) tak lebih berupa liputan kejadian (straight news), kemudian ada dua-tiga orang diwawancarai untuk menanggapi peristiwa tersebut. Celakanya, seperti saya paparkan di atas, mereka saling mengekor!
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H