Sulit kini untuk bilang bahwa Indonesia Lawak Klub (ILK) masih menghibur. ILK sama sekali tidak lucu lagi, biarpun penonton di studio diseting untuk (seolah-olah) terbahak-bahak dan terkekeh-kekeh.
Dulu program parodi Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne ini menjadi andalan Trans7. Orang-orang gemas pada Komeng dan Cak Lontong. Di Kompasiana, terutama awal 2014, puluhan penulis mengungkitnya dari beragam aspek dan sisi, misalnya Cak Lontong, Narasumber yang Dinanti di ILK milik Majawati Oen ini, atau ILK, Versi Lain Omong Kosong ILC tulisan Lalan Rupawan, Potret Susilo (SBY) oleh Cak Lontong di ILK yang ditulis Alobatnic ini, atau saya sendiri pernah menulisnya dalam judul Jangan Nonton Indonesia Lawak Klub Trans7!, dan banyak lagi, termasuk naskah Antara ILK dan ILC tulisan Priyono ini.
Tapi sekarang -- sejak akhir 2014 hingga awal 2015 -- ILK hanya memroduksi tontonan konyol, slapstick, joget-joget tak karuan, dan para pemain yang pecicilan seperti lenong. Okky Lukman yang gede-bongsor itu diplot menjadi sosok sentral yang bahkan bisa dibilang mirip orang kerasukan (untuk tidak mengatakan sakit jiwa). Dia, entah memang menuruti skrip atau bisa jadi melakukan improvisasi, tampak sering joget-joget ala dangdut pantura. Kemudian ada Jarwo Kuat yang menjadi ajang olok-olok hingga menyinggung fisik, Fitri Tropica yang gembar-gembor menyerupai tetangga kita yang berisik, ditopang pula bintang tamu yang pasaran seperti Julia Perez tadi malam. Jupe diminta untuk menyanyi di awal acara, lalu ditodong pertanyaan oleh host Denny Chandra yang jawabannya dipotong-potong oleh narasumber lain.
Potong memotong testimoni pernah jadi daya sedot ILK. Tapi itu dulu, sebatas Cak Lontong dan Komeng. Dua sosok ini pernah menjadi figur sentral. Setelah Lontong absen, ILK menjadi tak karu-karuan. Silakan Anda menyandingkan lima pesawat televisi, masing-masing TV menayangkan "ILK" Trans7, "D'Terong" Indosiar, "Dahsyat" RCTI, "Pesbukers" Antv, dan satu lagi "The Blusukan" Trans TV. Maka, Anda akan menemukan jenis tontonan yang sama, format lawakan yang serupa, saling mem-bully yang tak ada bedanya!
Sama-sama penonton ditaruh di latarbelakang obyek syuting, hanya sedikit yang membuat beda antara Dahsyat dan ILK. Penonton di ILK sengaja disuruh untuk tertawa meski leluconnya konyol, sedangkan di Dahsyat agak mendingan karena tawa mereka alami, kendatipun para remaja di Dahsyat duduk kaku mirip mayat hidup, tertawa sejenak saat Raffi Ahmad atau talent lain mengucapkan sesuatu, dan seakan-akan mereka ini belum sarapan (maklum, Dahsyat tayang di pagi hari). Baru mereka serempak berdiri jika bintang tamu hendak menyanyi. Itupun gerakan-gerakan tangan dan badan mereka seperti Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) sebab ada kru yang bertugas memberi aba-aba mirip instruktur senam.
ILK menjelma menjadi tontonan yang menyebalkan. Banyak propreti yang mendadak muncul -- kemarin malam, misalnya, narasumber hingga host mengenakan pakaian aneh-aneh dalam tema film kartun --, banyak lawakan yang asal keluar dari mulut, banyak celaan yang tak mampu membuat terpingkal (mantan) pecandu, banyak pula adegan tidak bermutu.
Dulu-dulu program ini masih teratur. Disokong gadis-gadis cantik di hampir semua meja bundar, ILK adalah plesetan ILC yang bernas dan cerdas. Cak Lontong adalah gong. Dan Komeng adalah 'rival' Lontong yang berisik tapi menggigit. Ada kewibawaan tertentu, meski pakemnya candaan.
Dulu-dulu pula, ILK adalah sajian yang dinanti-natikan. Format round tableadalah konsep yang elegan, meski muatannya adalah lawakan. Kini, Fitrop bisa keluyuran kemana saja meninggalkan mejanya, Jarwo Kuat yang jadi sansak, Okky Lukman yang teriak-teriak seolah dia kembali ke habitatnya, lenong; dan Denny Chandra yang tiba-tiba beruban dan tampak lelah menjadi moderator.
Pendek kata, ILK tak bakal menyalip rekor sejumlah program andalan Trans7 macam "Bukan Empat Mata" yang meski mulai menjemukan tapi masih hidup. Juga tak mampu mengikat penonton seperti halnya "Hitam Putih". Bahkan, prediksi saya, ILK tak sekuat acara hantu-hantuan "Masih Dunia Lain" untuk bertahan.
Kalau sudah begini, istirahatlah dengan damai, ILK ...
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H