Untuk meringankan beban masyarakat sekitar kampus UMAHA (Universitas Maarif Hasyim Latif), ratusan mahasiswa baru (Maba) menggelar “Aksi Ketan”, Minggu, (22/9/24).
Aksi ini merupakan aksi ketahanan pangan dengan membagikan berbagai jenis umbi-umbian dalam kemasan besek bambu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) untuk Indonesia Emas.
Dalam sambutannya, Fauzan, ketua panitia, menyampaikan, ketahanan pangan untuk Indonesia emas merupakan aksi yang sangat baik. “Disini akan berbagi di tiga titik pertama depan UMAHA, depan komplek YPM, dan pertigaan Kletek,” ujarnya.
Rektor UMAHA, dr. Hidayatullah, Sp.N., melalui Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMAHA, Nikma Yucha., SE., M.SM., CRA., CRP., menyampaikan, ‘Aksi Ketan’ ini merupakan salah satu implementasi dari pengabdian masyarakat yang ditanamkan kepada mahasiswa sejak jadi mahasiswa baru, yang mana salah satu dari program besar YPM (Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif), yaitu ketahanan pangan, yang mana mendukung program pemerintah menuju Indonesia emas 2045.
“Bentuknya adalah aksi berbagi bahan makanan kepada masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Universitas Maarif Hasyim Latif. Jadi lebih ke hasil bumi, seperti ketela pohon, kentang, singkong(polo pendem)seperti itu. Sebanyak 370 paket sejumlah mahasiswa baru yang ada di UMAHA 2024,” terang Nikma Yucha.
Melalui LPPM, tujuannya adalah kedepannya bisa membantu atau menggandeng desa-desa yang memiliki potensi ketahanan pangan.
“Yang mana tadi sudah disampaikan oleh salah satu panitia bahwa desa-desa yang gagal panen itu nantinya hasil panennya akan kita beli, sehingga mereka merasa tidak rugi. Hasil yang sudah kita beli akan kita bagikan kepada masyarakat untuk masyarakat melalui UMAHA,” jelas Nikma Yucha di lokasi acara, Minggu sore (22/9/24).
Harapannya, dengan diadakannya acara ini, dapat menciptakan rasa peduli dan rasa sosial dari mahasiswa kepada masyarakat. “Sebagai bentuk Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UMAHA, Gempur Dwi Andika, menambahkan, polo pendem yang dibagikan kepada masyarakat sekitar berasal dari mahasiswa yang mengikuti PKKMB. Hal ini sejalan dengan isu yang diangkat dalam PKKMB adalah soal ketahanan pangan.
Masih kata Gempur, munculnya aksi ketan ini adalah keresahan pada petani, dimana UMAHA sudah bekerjasama dengan kurang lebih lima desa terkait seperti halnya KKN, pengabdian kepada masyarakat.
“Kita sudah bekerjasama dengan beberapa desa yang dimana ada beberapa desa punya lahan yang sumber daya alamnya bagus, kayak sayur-sayuran, umbi-umbian, akan tetapi petani yang menghasilkan itu banyak yang gagal panen. Kemudian tidak laku dijual, harganya terlalu tinggi tidak bisa di jual. UMAHA membantu dengan membeli hasil panen itu dan dibagikan kepada masyarakat,” terangnya.
Menurut Gempur, pihak YPM awalnya fokus ke hasil pertanian berupa sayuran. Kemudian pihak Umaha mengembangkan ke hasil pertanian polo pendem. “UMAHA sejak 2020 telah menggaungkan makanan yang disajikan di kampus berupa polo pendem. Makanya kami ikut menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa polo pendem juga baik untuk kesehatan,” pungkas Gempur. (loe)
Ketahanan pangan menjadi salah satu sektor penting dan strategis dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini berkaitan erat dengan aspek kuantitas maupun kualitas, terjangkau, dan merata di seluruh wilayah, sehingga kebutuhan pangan terpenuhi dan masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
Pangan menjadi komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pilar utama pembangunan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Karena itu, membangun ekosistem pangan nasional menjadi penting, yang mencakup tiga aspek ketahanan pangan mulai dari ketersediaan, keterjangkauan, hingga pemanfaatannya
Tantangan ketahanan pangan di Indonesia sangat erat kaitannya pertumbuhan penduduk. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, permintaan akan pangan juga meningkat. Tantangan ini memaksa sektor pertanian dan perikanan untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan. Disisi lain, keterbatasan lahan dapat terjadi akibat dari pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman atau industri seiring bertambahnya penduduk. Perubahan iklim juga berperan dalam mempengaruhi pola tanam dan produktivitas pertanian. Kondisi-kondisi tersebut dapat menghambat upaya meningkatkan produksi pangan untuk memenuhi permintaan pangan. Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia berupaya dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui teknologi modern, diversifikasi tanaman, dan pengelolaan lahan yang efisien. Konsep One Health dapat berperan penting dalam menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan dengan memperhatikan jumlah dan mutu pangan.
Pendekatan One Health merupakan konsep yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam rangka mencegah kontaminasi silang penyakit, menjaga ketahanan pangan, dan memastikan kualitas lingkungan. Konsep One Health melibatkan berbagai disiplin ilmu dan menghubungkan interdisipliner tingkat lokal dan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H