Mohon tunggu...
Money

Inovasi The Executive Menuju Pasar Internasional

23 Januari 2017   12:27 Diperbarui: 23 Januari 2017   17:26 6339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka kalau The Executive adalah merek yang berasal dari Indonesia. Tidak diragukan lagi memang karena merek fashion ini telah berhasil merambah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Pada masa kemunculan awal, produk-produknya banyak dicari oleh para eksekutif pria di Indonesia. Mereka yang bekerja kantoran memilih untuk tampil rapi dan celana pria merek The Executive selalu jadi pilihan.

Bahkan berdasarkan survei Indonesia Original Brand (IOB) pada 2014 lalu, The Executive berhasil menjadi busana kerja yang banyak diminati kaum pria. Apalagi merek yang sudah tersedia dibanyak gerai mall itu tak berhenti untuk melakukan inovasi desain yang kekinian sesuai perkembangan zaman. Saat ini The Executive sudah menghasilkan produk fashion yang tak kalah bagusnya untuk para wanita. Merek yang banyak menyebar di mall di Indonesia ini juga mendagangkan aksesoris, tas, dan dompet untuk para eksekutif tanah air.

Didirikan pada tahun 1979 oleh Mr Johanes Farial, PT. Delami Garment Industries menandai awal dalam fashion dan industri manufaktur dengan memproduksi celana panjang pria untuk pasar domestik di bawah nama merek WOOD dan John Far. Pada tahun 1984, perusahaan mengambil alih merek Executive 99, pada saat itu sebagai pemimpin pasar dalam kategori celana pria. Ini langkah cerdas melihat perluasan PT. Delami menjadi salah satu produsen terkemuka di Indonesia.

The Executive atau yang lebih dikenal dengan Executive 99 menyediakan berbagai pakaian resmi pria dan wanita dengan berbagai apparel pendukungnya, dengan model, potongan baju dan celana yang anggun dan menawan serta pemakaian bahan yang lembut serta nyaman di pakai.

olqp-sg7-400x400-400x325-5885a02230937397054b39a4.jpeg
olqp-sg7-400x400-400x325-5885a02230937397054b39a4.jpeg
Untuk kategori kemeja pria dalam survei Indonesia Original Brand (IOB) , The Executive menjadi juaranya. Tidak hanya dari tingkat kepuasan, loyalitas dan advokasi konsumennya, The Executive memiliki nilai yang baik pula dalam parameter foreign local comparison (FLC). Merek ini dinilai mampu bersaing dengan merek-merek asing.

Namun sebetulnya, merek di bawah Delamibrands ini tidak hanya mengandalkan kemeja sebagai bisnisnya, terlebih kemeja khusus pria. Karena, merek yang dulu bernama Executive99, ini juga mengembangkan produk untuk kategori Ladies, yang juga sukses di pasar. Produk The Executive pun kemudian tidak hanya untuk pakaian formal, tetapi berkembang pula untuk jenis pakaian lainnya hingga saat ini menjadi lifestyle brand.

Bagaimana The Executive menjadi terus berkembang?

Seperti apa strateginya dan bagaimana perkembangan bisnisnya?

Simak penuturan Rita Zulkaidarati, Brand Manager dan Boysanto Pasaribu, Direktur Marketing The Executive kepada Rif’atul Mahmudah dari SWA Online:

executive2-5885a04d93fdfdcf06ba81da.jpg
executive2-5885a04d93fdfdcf06ba81da.jpg
Bagaimana strategi membuat konsumen terus loyal (akan terus menggunakan produk tsb)? Apa saja daya pikatnya?

Menjaga kualitas. Kalau kita lihat produk internasional, kami tidak kalah, tetapi kami dengan harga yang lebih terjangkau. Rata-rata Rp250-300 ribu. Tetapi memang ada juga suit untuk pria yang sampai Rp 2 juta. Produk kami terjangkau tetapi kualitas ekspor dan mengikuti fashion trends.

Bagaimana strategi membuat konsumen mau merekomendasikan produk kepada orang lain?

Banyak sih. Kami punya strategi di Marcom. Peran mereka sangat kuat. Kami juga ada kolaborasi dengan pihak luar, terutama media, baik online maupun offline. Kami pun ada event dengan mengundang komunitas, dengan adanya event, kami bisa memperkenalkan The Executive ke kalangan yang belum terjamah.

Apa keunikan produk, difrensiasinya, keunggulannya, aneka ragamnya, inovasinya dari waktu ke waktu?

Sebetulnya uniqueness kami kalau boleh dikatakan di pants untuk men. Untuk ladies, kami punya produk unggulan yang bisa ditampilkan, karena sejarahnya memang kami pemain ulung di pants. Factory kami juga mengerjakan ekspor pants. Kualitasnya sangat terjaga baik di men maupun ladies. Salah satu keunikan kami di sini, konsistensinya juga kami jaga. Baik dari bahan maupun fitting.

Siapa target pasarnya?

Profesional muda. Usia utamanya 23-32 tahun. Fokus kami di situ. Tetapi tidak menutup kemungkinan di bawah 23 tahun atau di atas 32 tahun, karena variasinya bisa untuk di luar range tersebut juga.

Bagaimana distribusinya di Indonesia, penyebarannya?

Saat ini jumlah showroom kami ada 80 dan jumlah 250 counters. Untuk showrooms ada di kota-kota besar. Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Balikpapan, Makasar, Manado, Palembang dsb. Kami masih akan buka showroom lagi di semester kedua ini 5-6 showroom lagi. September di Living World, di Grand Kawanua-Manado. Oktober-Desember ada lagi.

Bagaimana ekspornya, ke negara mana saja, berapa nilai ekspornya?

Rita : Kami punya perwakilan di Malaysia. Kami punya 4 showrooms dan 22 counters di Malaysia. Sudah ada permintaan dari negara ASEAN lainnya, tetapi karena keterbatasan, kami cukupkan di Malaysia dulu.

Boysanto : Bisnis kami di Malaysia kecil nilainya, hanya 2% saja dari total keseluruhan. Pasar lokal masih besar potensinya.

Data-data produksi dan penjualan selama 3 tahun terakhir?

Boysanto : Produksi untuk The Executive total sekitar dua juta. Jadi untuk men dan ladies, masing-masing sekitar satu juta. Penjualan kurang lebih mendekati angka tersebut karena kami harus jaga, tidak banyak beda. Satu bulan kami jual kurang lebih 200 ribu pieces. Kalau setahun berarti produksi kurang lebih 2,4 juta. Kalau untuk top (kemeja) kategori Men saja, sekitar 400 ribu, karena top ini 40% dari produk untuk Men.

Rencana dan target ke depan apa saja?

Boysanto: Kami sedang kejar nett sale kami Rp 1 triliun. Mungkin ini akan menjadi brand pertama dengan jumlah tersebut. Ini retail murni, tanpa wholesale. Kami juga mau kembangkan speciality store, artinya independent store sendiri. Targetnya 200 toko. Ini target yang tidak kecil. Sampai akhir tahun ini jumlahnya mungkin akan 90-an (saat ini 80 showrooms dan 250 counters).

Tahun depan kejar sampai 200 toko. Target 1 T nett sale ini target 2018. Saat ini hampir mendekati Rp 600 miliar. Ini hanyaThe Executive (tidak termasuk brand di bawah Delamibrands lainnya). Bisnis di Malaysia hanya 2% dari total. Kami belum kembangkan di regional. Tetapi kalau untuk Rp 1 T, kami harus kembangkan ke regional. Kemudian tahun depan ada MEA, ini membantu akses kami untuk ekspansi bisnis sampai ke regional.

Rita : Dari segi luas toko juga kami akan perluas. Dari 100-150m2, menjadi 200-300m2. Itu salah satu langkah untuk pengembangan bisnis kami.

the-executive-gandeng-desainer-muslim-ternama-luncurkan-koleksi-lebaran-2015-5885a0be25b0bd76067859dd.jpg
the-executive-gandeng-desainer-muslim-ternama-luncurkan-koleksi-lebaran-2015-5885a0be25b0bd76067859dd.jpg
Setiap tahunnya dunia mode pasti ada pergantian tren busana. Begitu juga dengan busana muslim. Apalagi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kerap menjadi pelopor tren busana muslim internasional.

Dalam press rilisnya dikatakan. Belakangan ini, karya-karya perancang busana muslim di Indonesia tak hanya menyedot perhatian di tanah air, namun juga mancanegara.

Dikatakan Herry Prasetya, Marketing Communication Manager THE EXECUTIVE‎. Tahun ini, THE EXECUTIVE kembali berkolaborasi dengan tiga perancang busana muslim ternama di Indonesia pada ajang Indonesia Fashion Week 2015 untuk meluncurkan koleksi Lebaran 2015. Sebagai brand fashion ternama, partisipasi THE EXECUTIVE dalam kolaborasi ini mendukung penuh kemajuan fashion Indonesia dalam skala global.

the-executive-x-restu-anggraini-1-jpg-5885a0e9597b613505e4e6e5.jpg
the-executive-x-restu-anggraini-1-jpg-5885a0e9597b613505e4e6e5.jpg
"Masing-masing koleksi kolaborasi Lebaran 2015 ini memiliki tema yang berbeda-beda namun sama-sama bertujuan menjadikan penampilan para wanita muslim di Indonesia yang dinamis lebih berkarakter dan tetap mengedepankan gaya." Jelas Herry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun