Remaja yang menghadapi masa-masa sulit dapat mengembangkan keseimbangan yang lebih besar dan dapat menyesuaikan diri terhadap stressor apabila mendapatkan dukungan positif dari keluarga [11]. Peran dukungan keluarga sebagai penguat positif pada remaja yang mengalami depresi sehingga remaja tersebut mampu mengendalikan emosinya dan menghadapi tantangan [12]. Sebuah penelitian oleh Rahmayanti dengan temannya (2018) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat memberikan efek positif terhadap remaja yang depresi akibat berbagai stressor di lingkungan sekitarnya. Maka dapat dikatakan pentingnya peran dukungan keluarga dalam mengurangi tingkat depresi pada remaja yang mengalami masa sulit seperti putus cinta.
Tips agar remaja dapat melindungi dirinya dari pengaruh-pengaruh negatif di kehidupannya adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dan moral baik oleh keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial [13]. Sejalan dengan pendapat salah satu tokoh filsuf Islam yaitu Ibn Miskawaih yang mengatakan bahwa individu yang beranjak dewasa yang mengalami hal-hal buruk dapat dicegah dengan cara mengajarkan syariat Islam (pendidikan moral) pada remaja yang akan membentuk jiwanya. Melalui syariat islam remaja akan diarahkan dalam membentuk dirinya menjadi remaja yang memiliki pendidikan moral agar dapat mencapai kebahagiaan dan menghindarkan sesuatu yang buruk. Segi kejiwaan ini masuk dalam teori Pendidikan Ibn Miskawaih yang didasarkan pada teori pendidikan oleh Aristoteles yang pada teori ini mengatakan bahwa Pendidikan moral dapat melahirkan manusia yang baik dalam pandangan masyarakat sehingga dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan [14].
Â
Referensi:
[1] Â Â Â J. W. Santrock, Perkembangan Remaja (Adolescence). Jakarta: Erlangga, 2007.
[2] Â Â Â D. E. Papalia and R. D. Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2015.
[3] Â Â Â W. M. Adi and M. D. Lestari, "Gambaran komitmen dalam pernikahan pasangan remaja yang mengalami KTD," J. Psikol. Udayana, pp. 35--45, 2019, [Online]. Available: https://ocs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/47146.
[4] Â Â Â J. Feist and F. G. J., Teori Kepribadian Jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika, 2013.
[5] Â Â Â A. T. D. B. Purba and R. Y. . Kusumiati, "Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Forgiveness Pada Remaja Yang Putus Cinta Akibat Perselingkuhan," Psikol. Konseling, vol. 14, no. 1, pp. 330--339, 2019, doi: 10.24114/konseling.v14i1.13729.
[6] Â Â Â S. Mulyani and A. A. Afandi, "Hubungan Kegagalan Cinta Dengan Terjadinya Kejadian Depresi Pada Remaja," Asuhan Kesehat. J. Ilm. Ilmu Kebidanan Dan Keperawatan, vol. 7, no. 2, pp. 23--26, 2016, doi: 10.24114/konseling.v14i1.13729.
[7] Â Â Â L. Mandasari and D. L. Tobing, "Tingkat Depresi dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja," J. Keperawatan, vol. 2, no. 1, pp. 1--7, 2020, [Online]. Available: https://ijhd.upnvj.ac.id/index.php/ijhd/article/view/33.