Kita saat ini sedang menghadapi era digital dimana semua kebutuhan manusia secara dinamis telah dicukupi dengan adanya teknologi yang setiap tahunnya selalu berkembang. Peradaban revolusi membuat Republik Indonesia memungkingkan SDG (Sustainable Development Programs) Indonesia terdukung. Karena itu ada symbiosis antara Teknologi dengan berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah aspek kebudayaan dan social. Era digitalisasi sendiri sudah menjadi ontologi manusia itu sendiri. Masyarakat Indonesia perlahan dapat menyesuaikan dengan adanya perkembangan jaman ini.
Ontologi sendiri adalah ilmu bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat kebenaran segala sesuatu yang ada.
Tulisan ini tidak bertujuan mengulas teknologi gawai sebagai media (as a tools) beserta dampak negatif dan positif teknologi digital terhadap kehidupan manusia. Tidak pula berpretensi untuk masuk secara detail ke dalam konten teknis teknologi digital. Namun tulisan ini bertujuan agar teknologi dan digitalisasi dimana itu sudah menjadi ontologi bagi manusia itu sendiri dapat membuat suatu relevansi yang lebih menguntungkan untuk masa masa dan era yang baru ke depannya.
Ringkasnya begini. Zaman dahulu dimana semua aktivitas humaniora sosial sangat terbatas karena keterbatasan adanya teknologi itu sendiri. Kebudayaan masyarakat saat itu terutama kebudayaan lokal Indonesia di promosikan dengan cara berkeliling mencari audiens atau penonton. Orang – orang. Indonesia dahulu juga terbatas dalam pengetahuan soal kebudayaan yang ada diluar Indonesia.
Era “Homo Digitalisasi” ini sendiri mulai melonjak pada zaman Gen Z (2020 an keatas). Saat ini manusia sudah sangat dimudahkan dengan adanya teknologi digital, untuk promosi kebudayaan saja sudah bisa melalui berbagai platform media online, berita TV, dan masih banyak lagi. Tidak perlu membutuhkan koran untuk mempromosikan kebudayaan. Sisi positif lainnya adalah orang – orang yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan ilmu atau mengetahui kebudayaan Indonesia menyeluruh dan bahkan kebudayaan Internasional.
Kebudayaan digital ini menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Salah satu dari sekian banyak kemudahan yang ditawarkan adalah orang dapat dengan mudah dan cepat belajar apapun. Anak anak jaman sekarang pun sudah diajarkan untuk menggunakan gawai sejak kecil, banyak yang beranggapan jika ini lebih cenderung berdampak negatif untuk mental anak anak. Namun sebenarnya ini bisa menjadi peluang bagi anak anak untuk
mengetahui dunia luar terutama kebudayaan yang bersifat mendidik dan positif bagi anak anak.
Selama orang tua bisa mengontrol dan membatasi penggunaan gadget. Lebih lagi, fenomena sosial keagamaan diwarnai dengan aktivitas kapitalisasi agama melalui ruang digital. Untuk menyebut beberapa contoh, lihat saja saluran youtube, aplikasi agamis, dan lainnya.
Berikut adalah relevansi antara era digital dengan kebudayaan di sekitar masyarakat :
● Teknologi membuat kebudayaan dapat dikenal lebih luas dan tanpa batasan apapunn dalam
berkomunikasi sehingga semua orang mengerti bahwa adanya kebudayaan yang kita
perkenalkan
● Teknologi menciptakan sarana yang efisie dan tidak kompleks dalam pencarian sumber,
artikel, jurnal mengenai aspek kebudayaan
● Kebudayaan kini terbagi menjadi kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern berkat
kebudayaan kebudayaan tersebut sedang menjalani fase era hlmo digitalisasi hingga saat ini
Itu mengapa ada baiknya kita sebagai manusia yang melek terhadap teknologi untuk sepatutnya
mengguunakan dan memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sarana dalam penyampaian dan
pencarian informasi tentang budaya yang ada di sekitar kita. Itu juga mengapa di era digitalisasi ini
teknologi merupakan ontologi manusia karena teknologi merupakan ilmu dasar yang semestinya
kita ketahui sejak dini dengan tujuan yang benar benar positif dan berguna.