Netflix benar-benar mendulang kesuksesan setelah berhasil menayangkan drama Squid Game dari Korea Selatan. Bahkan euphoria-nya masih bisa kita rasakan. Memang faktanya serial ini mencetak rekor tertinggi sebagai serial yang paling banyak ditonton dan dibicarakan di seluruh dunia. Tidak hanya terkenal, film ini bahkan membuat orang-orang pun Fear of Missing Out (FOMO) untuk mengangkat beberapa adegan atau ikon yang ikonik ke dalam kontennya atau di berbagai momen tertentu.
Keviralan serial Squid Game ini ternyata tak terlepas dari fakta yang berada di balik cerita yang terkandung di dalamnya. Sebagai fans berat drama ini tentu kita ingin lebih mengetahui fakta tersembunyi yang tidak diketahui oleh penonton. Berikut beberapa fakta yang terselip di setiap adegannya yang dapat membuat mata kita terbuka dengan kondisi Korea Selatan yang sebenarnya.
Dilansir dari beberapa sumber terkuak kebenaran kalau serial Squid Game ini diangkat dari kisah nyata di tahun 2009 terkait peristiwa memilukan demo buruh di Korea Selatan. Saat itu, ribuan pekerja di SsangYong Motors berdemonstrasi menuntut haknya setelah pemutusan hubungan kerja akibat krisis keuangan. Pekerja menduduki pabrik selama 77 hari, dan polisi melakukan tindakan kekerasan dengan menggunakan gas air mata dan meriam air. Ada yang terluka bahkan juga ada yang tewas.
Kita menyaksikan alur dari serial ini dengan diperlihatkan kompetisi mendapatkan hadiah 45,6 miliar Won sebagai imbalan untuk memenangkan permainan anak-anak tradisional Korea yang harus melawan 455 pemain lain. Konsekuensi dari kekalahan yang diterima oleh pemain adalah kematian. Makanya, di setiap adegan dari seria ini menunjukkan betapa gilanya orang-orang rela mempertaruhkan hidupnya demi uang hingga menyisakan satu orang saja sebagai pemenang.
Kemudian ada adegan yang mengharuskan para pemain menyelesaikan setiap obstacle permainan. Seperti permainan red light green light dimana ada boneka memakai kaus kuning dan jumper oranye, boneka yang tampak  manis itu ternyata yang menentukan peserta mana yang lolos dan yang harus dieksekusi. Atau  pun desain tangga berkelok-kelok yang membuat ruang gerak peserta terbatas.
Meskipun begitu kita sangat terhibur dengan serial ini. Banyak nilai yang bisa diambil tetapi juga tak terlepas ada fakta bahwasannya drama ini memperlihatkan sisi gelap dari Korea Selatan. Bagaimana sebuah kompetisi kehidupan yang sangat diperjuangkan. Hanya demi uang, orang-orang akan mengorbankan apa pun untuk mencapainya.
Korea Selatan sebagai salah satu negara terkenal maju dengan budaya pop dan dramanya. Kesuksesan dalam menyebarkan budayanya ke seluruh dunia tak terlepas dari perjuangan masyarakat dan pemerintahan yang saling bahu membahu. Hingga memunculkan kapitalisasi yang merenggut kewarasan warganya.
Tingginya perekonomian mereka mengharuskan setiap warganya berjuang untuk membiayai hidup kedepannya karena persaingan yang ketat di ranah pekerjaan dan gaya hidup berkelas yang perlu dipenuhi. Maka tak jarang mereka mati-matian mempersiapkan masa depan anak dengan menyekolahkannya di tempat yang terbaik dan diharuskan memenuhi ekspektasi tinggi mereka.
Belum lagi kekhawatiran menikah karena biaya atau lebih baik menunda momongan karena ribet sehingga angka pertumbuhan penduduknya sangat rendah. Ditambah kasus bunuh diri sebab tuntutan kehidupan juga memperparah keadaan. Maka, serial squid game tak akan terlepas dari sangkut paut kondisi dan nilai-nilai yang dibawa dari Korea Selatan.
Itulah gambaran mengerikan yang ada di balik layar serial Squid Game ini. Nyatanya, kita tetap bisa mengambil pelajaran penting yang disuguhi dalam drama yang fenomenal tersebut. Kepopulerannya menginspirasi kita untuk berkarya lebih dan meniru semangat dari perjuangan pembuatan naskah hingga produksi film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H