Mohon tunggu...
Firdha Zahrah
Firdha Zahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Be a girl with a mind, a woman with attitude, and a lady with class.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan Psikologi Pendidikan melalui Film The Ron Clark Story

17 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 17 Januari 2024   21:49 3224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film yang ditulis oleh Annie de Young dan Max Enscoe serta di sutradarai oleh Randa Haines ini berdasarkan kisah nyata tentang seorang guru yang gigih dan sabar dalam mendidik dan menghadapi murid- muridnya yang sangat tidak teratur dan nakal. Ron Clark adalah seorang guru muda yang cerdas dan kreatif. Ron Clark awalnya menjadi guru di Snowden Elementary School di Aurora, North California. Ron Clark menjadi guru di sana selama empat tahun dan dapat membuat murid di sekolah tersebut meraih nilai kelulusan yang memuaskan. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke New York.

Sesampainya Mr. Clark di New York, la segera mencari sekolah SD untuk dapat mengajar di sana. Dalam usahanya menjadi guru SD di New York, ia sempat ditolak, namun akhirnya dia menemukan sekolah, yaitu "Inner Harlem Elementary School". la diterima di sekolah Harlem tepat ketika ada seorang guru yang keluar dari sekolah tersebut, Guru yang keluar dari SD Harlem tidak mampu mengatasi peserta didik di sekolah tersebut.

Selanjutnya ia diterima di sekolah Inner Harlmen Elementary School. Di sekolah tersebut siswa dipisahkan sesuai dengan potensi mereka. Ron Clark awalnya melihat kelas yang begitu tidak teratur dengan siswa yang sangat nakal dan tidak ada guru yang mau mengajar di kelas tersebut, namun ia merasa tertantang untuk memperbaiki siswa di kelas tersebut. Padahal Mr. Turner yaitu kepala sekolah di sekolah tersebut ingin menempatkan Ron Clark di kelas unggulan, namun ia tetap memilih kelas yang paling rendah tersebut. Ron Clark saysGo for what they want in life, dream big, take risks. It’s time to started to my own words”.

Analisis Aspek Psikologi

Aspek- aspek psikologi dalam pembelajaran meliputi fisik, emosi, pikiran atau ingatan dan kesadaran yang membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan relevan.

  • Aspek fisik meliputi kehadiran dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran tersebut. Dalam film tersebut memang terlihat murid-murid yang datang ke sekolah. Namun, aspek fisik ini harus beriringan dengan aspek lainnya. Jika tidak beriringan maka proses pembelajaran menjadi tidak efektif seperti awal Mr. Clark masuk ke kelas tersebut.
  • Aspek emosi, emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Kualitas emosi atau perasaan itu bergantung pada kondisi fisik, seperti yang kita tahu murid-murid Mr. Clark mempunyai permasalahan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi proses pembelajaran. Mereka tidak memiliki semangat untuk belajar, tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak saling menghargai.
  • Aspek pikiran atau ingatan, hal ini bisa meliputi prasangka. Prasangka, merupakan evaluasi seseorang atau kelompok yang mendasarkan diri pada lingkungan agar nantinya diterima dilingkungan kelompoknya. Prasangka mengarah pada evaluasi yang negatif, dimana pada film tersebut para murid memiliki prasangka yang buruk terhadap Mr. Clark sehingga mereka tidak memiliki ekspektasi yang tinggi terhadapnya.
  • Selanjutnya aspek kesadaran, dimana dalam kelas Mr. Clark para murid tidak memiliki rasa sebagai pembelajar dan tidak memiliki motivasi sehingga mereka tidak berpartisipasi aktif bahkan mereka memberontak dan membantah saat proses pembelajaran.

Hal inilah yang membuat Mr. Clark memiliki beberapa kendala dalam proses pembelajaran, yaitu :

  • Peserta didik yang nakal dan sulit diatur. Hal ini terlihat saat pertama kali mengajar, ia tidak dihargai sama sekali dengan disoraki oleh para peserta didik, tidak mau belajar, dan tidak mau mengikuti peraturan yang dibuat Mr. Clark
  • Keadaan lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Lingkungan yang keras dapat mempengaruhi sifat seseorang seperti perjudian, pencurian, dan kekerasan yang dapat mengurangi kepedulian terhadap pendidikan.
  • Kurangnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga anak disibukkan dengan membantu pekerjaan rumah dan kurangnya waktu anak untuk belajar.
  • Peserta didik tidak nyaman untuk belajar di ruang kelas. Hal ini terlihat pada beberapa guru sebelum Mr. Clark yang mengajar mereka tidak sanggup karena kenakalan dan kericuhan yang mereka buat agar tidak ada yang mau mengajar mereka.
  • Kepala sekolah yang tidak mempedulikan metode mengajar Mr. Clark. Ia hanya menuntut hasil kelulusan yang harus diperoleh para peserta didik di SD Harleem.

Analisis Teori Pembelajaran Mr. Clark

Teori Kognitif : Teori belajar kognitif adalah teori yang menggambarkan bahwa belajar terdiri dari beberapa proses, antara lain, analisis, mengolah informasi, prediksi, dan problem solving. Teori ini lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajarnya. Dimana teori ini terlihat karena Mr. Clark sangat mementingkan proses belajar murid-muridnya. Dimana ia sering kali mengajak muridnya yang memiliki nilai B untuk mendapatkan pelajaran tambahan. Ia juga selalu memberi motivasi dan apresiasi saat muridnya mencapai sesuatu yang baru. Mr. Clark percaya bahwa hasil adalah kontribusi dari proses.

Teori Humanistik : Teori yang memperlihatkan manusia secara total, dimana Mr. Clark sangat memperlihatkan empatinya. Ia melakukan pendekatan secara individual dengan mengunjungi rumah murid-muridnya. Mr. Clark mencoba untuk menyesuaikan dengan kondisi murid-muridnya dan kerap kali ikut bermain bersama muridnya. Ia juga sangat sabar dalam menghadapi murid-muridnya yang memiliki karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda dan bekerja sama dengan para orang tua. Mr. Clark tidak segan untuk melakukan pendekatan individual dengan setiap muridnya, dengan mendatangi rumah mereka untuk mengetahui permasalahan yang muridnya alami hingga membantu mereka mengatasi permasalahan tersebut agar mereka dapat belajar dengan baik. Selain itu, Mr. Clark juga tidak memaksakan muridnya untuk unggul di semua mata pelajaran, Mr. Clark mencoba mengembangkan kemampuan mereka sesuai bidang yang mereka sukai sehingga pada ujian akhir mereka mendapatkan nilai yang memuaskan.

Teori Behavioristik : Teori ini mengatakan bahwa perilaku manusia dibentuk oleh stimulus dan respon. Menurut behaviorisme, perilaku manusia dapat diprediksi dan dapat dikondisikan tanpa melibatkan kesadaran (proses mental/proses berpikir reflektif). Dalam film tersebut, pada pertemuan pertama Mr. Clark membuat rules yaitu (1) We are family (2) We respect to each other (3) We will form a line to enter and exit class. Jika ada yang melanggar rules tersebut namanya akan ditulis pada sebuah papan, hal ini membuat para murid terpacu untuk tidak melanggar rules tersebut.

Teori Konstruktivistik : Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa peserta didik akan dapat menginterpretasikan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Individu membangun makna mereka sendiri, dimana pada film tersebut Mr. Clark pernah memberi suatu tugas untuk membuat jurnal tentang “dream  and aspiration”.  Mr. Clark mengajak muridnya untuk berpartisipasi aktif, ia pernah bersedia untuk meminum susu cokelat setiap menit untuk menarik perhatian siswa dan memberikan tugas kepada muridnya yang malas untuk menghitung waktunya. Ia juga menggabungkan materi pembelajaran dengan musik, permainan kartu, audio visual dan sebagainya. Dengan cara-cara unik tersebut Mr. Clark dapat mefasilitasi gaya belajar murid-muridnya yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun