Permasalahan guru dan atau calon guru begitu kompleks. Sehingga, pemerintah dan lembaga pendidikan harus saling berjalan beriringan kaitannya dengan penyedia tenaga keguruan. Kesiapan mahasiswa PGSD untuk menjadi guru SD bisa dianalisis dari hasil wawancara. Hasil wawancara kesiapan yang ditinjau dari aspek cognitive, emotive-attitudinal, dan bebavioral.
Permasalahan yang merupakan kesiapan cognitive yaitu: (a) Mahasiswa kurang setuju dalam pemberian evaluasi belajar pada siswa dengan teknik multiple choice (pilihan ganda) saja, dan (b) Pemahaman selama proses perkuliahan terhadap mata kuliah kependidikan mempengaruhi kesiapan.
Permasalahan yang termasuk dari kesiapan emotive attitudinal (a) Mahasiswa setuju kegiatan memfasilitasi siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari adalah penting; (b) Beberapa mahasiswa belum memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang guru ketika mengambil program studi ini; dan (c) Mahasiswa sebagai calon guru nantinya akan bekerja dengan usaha yang sepadan dengan gaji yang diterima, hal tersebut melihat penggajian guru honorer.
Permasalahan yang termasuk dari kesiapan bebavioral (a) Mahasiswa cukup memahami tahap perkembangan siswa SD dan cukup mampu merancang pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan mereka. (b) Mahasiswa setuju bahwa dengan mengikuti organisasi tidak akan menghambat pekerjaan/perkuliahan; (c) Mahasiswa setuju bahwa salah satu tugas guru adalah penelitian; dan (d) Mahasiswa siap dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan deadline.
Beberapa mahasiswa belum memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang guru ketika mengambil program studi ini. Akan tetapi, hasrat tersebut diharapkan dapat berkembang ke arah yang positif dengan selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa tentang alasan untuk mengajar dan mengambil profesi keguruan.Â
Ornstein, Levine, & Gutek (2011: 3) menyebutkan motivasi untuk menjadi guru dapat termasuk: (1) love of children; (2) desire to impart knowledge, (3) interest in and excitement about teaching (4) desire in perform a valuable service to society; (5) job security; (6) pension benefits; or (7) relative case in preparing for teaching compared with the training required by some other professions. Harapannya, pemberian motivasi tersebut dapat mengubah minder mahasiswa untuk menerima dan mencintai profesi yang mereka akan ambil nantinya.
Jadi, Semakin baik pendidikan tinggi yang diperoleh mahasiswa diharapkan menjadikan calon guru dengan kompetensi keguruan yang dimilikinya. Kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru SD ditinjau dari aspek cognitive readiness, emotive attitudinal madiness, dan bebavioral readiness. Aspek-aspek tersebut perlu diperhatikan. Tidak sembarang orang bisa menjadi guru SD. Seorang guru SD haruslah menguasai semua mata pelajaran (guru kelas), luhur budi pekerti, berakhlak baik, sopan, dan memiliki keterampilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H