Dewasa ini, kesehatan mental sering dikaitkan dengan kebahagiaan dan keoptimalan diri individu. Menurut Merriam Webster dalam Zulkarnain dan Fatimah (2019), kesehatan mental merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik di mana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Â
Sedangkan menurut WHO, kesehatan mental adalah kemampuan adaptasi seseorang dengan dirinya sendiri dan lingkungan secara umum, sehingga mampu merasakan senang, bahagia, hidup dengan lapang, berperilaku sosial secara normal, serta mampu menghadapi dan menerima berbagai kenyataan hidup.Â
Di jaman sekarang ini kesehatan mental di sekolah menjadi isu baru. Fenomena tersebut berkaitan dengan adanya modernisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menimbulkan berbagai masalah psikologis dan sosial bagi anak didik (Ifdil, 2018).Â
Contoh fenomena yang terkait adalah adanya siswa yang mengalami stres akibat tuntutan akademik adalah seperti kasus siswa berusia 15 tahun di Tarakan, Kalimantan Utara yang melakukan bunuh diri.Â
Tewasnya siswa bunuh diri tersebut dipicu oleh banyaknya tugas sekolah selama pembelajaran daring yang menumpuk yang belum dikerjakan sejak tahun ajaran baru sebagai syarat mengikuti ujian sekolah (Aco, 2022).
Selain dari sisi stres akademik, Utami, Hartanto, & Radityo (2012) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas kesehatan mental peserta didik, di antaranya adalah: