TikTok Shop patuh terhadap kebijakan tersebut, namun terdapat banyak huru-hara semenjak dipublikasikannya kebijakan ini. Terdapat cukup banyak kontroversi, terkhusus bagi para affiliator dan reseller tiktok shop yang merasa dirugikan akibat penetapan kebijakan tersebut. Namun, di sisi lain banyak pula yang mendukung kebijakan ini ditetapkan karena dipandang adil terhadap platform media social dan e-commerce lainnya. Sebab, antara platform media sosial dengan e-commerce dalam penerapannya tidak boleh digabungkan menjadi social commerce.
Dalam penerapan kebijakan, tentu sebelumnya sudah dipertimbangkan dari sisi keuntungan juga kerugian oleh pemerintah, terkhusus oleh menteri perdagangan. Di satu sisi, memang benar Tiktok Shop juga menyerap tenaga kerja, seperti adanya affilator dan reseller yang tergabung di dalamnya. Namun, perlu ditinjau pula bahwasannya lebih banyak yang dirugikan karena sistem algoritma yang terlihat di sana yang paling laris adalah barang-barang impor yang harganya miring di pasaran. Dan jika dibiarkan, maka jangka panjangnya akan mematikan produk lokal dan merusak keseimbangan pasar.
Daftar Pustaka
Adawiyah. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tiktok Terhadap Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Sampang. Jurnal Komunikasi , 10.21107/ilkom.v14i2.7504.
Sa'adah. (2022). Persepsi Generasi Z Terhadap Fitur Tiktok Shop Pada Aplikasi Tiktok. Akuntansi, Bisnis dan Keuangan, 2(5).
Savitri, S. and Sastro, Y. (2013). 'Evaluasi Kinerja BPTP Jakarta dalam Pelayanan Informasi', Buletin Pertanian Perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian , Vol. 6 No. (30), pp. 32-46.
Sulistiyawati, E. S. and Widayani, A. (2020). Marketplace Shopee Sebagai Media Promosi Penjualan UMKM di Kota Blitar. Jurnal Pemasaran Kompetitif, 10.32493/jpkpk.v4i1.7087.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H