Mohon tunggu...
Firdha Athifah Uszardi
Firdha Athifah Uszardi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi – NIM 55523110051 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Mercu Buana – Pajak Internasional – Dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K6 - Diskursus Kritik Mutual Agreement Procedure Tax Treaty

22 Oktober 2024   14:48 Diperbarui: 22 Oktober 2024   15:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PPT Prof Apollo UMB (2024)

Mutual Agreement Procedure (MAP) merupakan salah satu mekanisme penting dalam perjanjian pajak berganda (P3B) yang diratifikasi oleh banyak negara. Prosedur ini dirancang untuk menyelesaikan sengketa pajak internasional yang timbul akibat interpretasi atau penerapan perjanjian pajak. 

Dalam konteks hukum dan kebijakan perpajakan internasional yang terus berkembang, MAP menjadi alat yang krusial untuk mencegah pajak ganda dan memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak.

 Dengan meningkatnya globalisasi dan interaksi ekonomi antar negara, pentingnya MAP semakin terasa, terutama dalam menjaga hubungan baik antar negara dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. 

What Is Mutual Agreement Procedur (MAP)?

Mutual Agreement Procedure dalah prosedur administratif yang diatur dalam Penghindaran Pajak Berganda (P3B), yang memberikan mekanisme bagi otoritas perpajakan dari dua negara untuk berunding dan mencapai kesepakatan guna menghindari atau mengatasi masalah pajak berganda serta sengketa perpajakan internasional. 

Mutual Agreement Procedure (MAP) tidak hanya berfungsi sebagai mekanisme penyelesaian sengketa, tetapi juga sebagai instrumen yang mendukung keadilan dan kepastian hukum bagi wajib pajak. 

Dengan meningkatnya kompleksitas transaksi lintas negara, pemahaman yang mendalam tentang MAP menjadi semakin penting bagi para profesional pajak, pengacara, dan wajib pajak itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang tantangan dan peluang yang dihadapi dalam implementasi MAP. 

Poin Penting:

  1. Tujuan MAP: Mencegah atau menyelesaikan pemajakan berganda yang dapat terjadi akibat perbedaan interpretasi atau penerapan perjanjian pajak antara dua negara. Hal ini sangat penting untuk menjaga keadilan dan kepastian hukum bagi wajib pajak yang beroperasi di lebih dari satu negara.

  2. Prosedur MAP: Memungkinkan wajib pajak untuk menyampaikan permasalahan pajak kepada otoritas perpajakan di negara masing-masing untuk dibahas bersama dengan negara mitra. Proses ini melibatkan pengajuan permohonan resmi yang disertai dengan bukti-bukti yang relevan.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun