Mohon tunggu...
firdhalif
firdhalif Mohon Tunggu... Lainnya - warga biasa

just so so

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kejadian Naas

3 Agustus 2020   22:08 Diperbarui: 3 Agustus 2020   22:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: sutori.com

Asslamualaikum..

Hai temen-temen kompasiana, saya rasa akun ini sudah berdebu dan banyak sarang laba-labanya karena saking lamanya saya tidak menulis lagi ehehe..

Gimana kabarnya mentemen? Semoga kita selalu diberi kesehatan dan keselamatan. Jangan sedih, jangan bingung di masa pandemi gini banyak sekali hal positif yang tetap bisa kita lakukan dirumah.

Ngobrolin pandemi yang sedang kita hadapi bersama ini, ada banyak serba-serbi yang menyertainya. Mulai dari sekolah yang kini berbasis online, meningkatnya pengangguran, tingkah kreatifnya warga +62 di berbagai sosial media, meningkatnya tingkat kriminalitas, sampai olahraga sepeda yang makin banyak digemari.

Semakin menurunnya perekonomian saat ini menjadikan semakin meningkat pula angka kriminalitas. Hal ini terbukti dengan fenomena jaga pos ronda dimana-mana. Seperti yang ada di kampung saya, jadi ada kegiatan baru tiap malam ada bapak-bapak ngeronda yang tadinya tidak ada. Kalo jam 12 malem nih, kampung gak sepi makin rame karena tiap RT loh ada grup rondanya.

Di jaman pandemi ini makin banyak tindak kriminal yang membuat semua orang harus berhati-hati. Mulai dari pencopetan, maling, begal dan kawan-kawanya. Selain itu, juga banyak sekali perilaku yang tidak baik seperti street harassment /public harassment.

Mari mengenal apa itu street harassment, menurut https://id.wikipedia.org/ 

street harassment/pelecehan di jalan maupun publik adalah ujaran, isyarat, dan tindakan yang tidak diinginkan dan dipaksakan pada seseorang di ruang publik tanpa persetujuan mereka dan ditujukan kepada mereka berdasarkan jenis kelamin, gender, ekspresi seksual, atau orientasi seksual mereka yang sebenarnya atau dirasakan.

Bentuk street harassment ini seperti cat calling (siul-siul/menggoda), diklakson, suara kecupan/ciuman, suara sstt ssstt, main mata, tindakan vulgar, komentar seksis, komentar rasis, komentar  atas tubuh, komentar atas abilitas, diikuti/dikuntit, dihadang, dipegang atau disentuh, atau pertanyaan/ajakan agresif.

Dan ini sebenarnya yang akan saya ceritakan. Kejadian ini baru saja saya alami tadi pagi, membuat saya gemetaran dan agak trauma.

singkat cerita, kira-kira pukul 6 pagi saya bersepeda sendirian seperti hari-hari biasanya. rute yang saya lewati tidak begitu jauh dari rumah, mungkin hanya memakan waktu 30 menit untuk olahraga sepeda tiap pagi.

nah, tibalah saya di daerah kampung yang jalannya agak menanjak sehingga saya memelankan sepeda. tanpa saya sadari ada sepeda motor yang bergerak pelan juga dari arah belakang dan dia menyentuh (maaf) pant*t saya, dan saya kaget bukan kepalang hanya bisa bilang 'heehh'. sepeda motor itupun berjalan dengan cepat, dan saya ingat betul dengan bersepeda beat merah dia memakai jaket abu-abu dan berhelm merah. itu membuat saya kesal dan marah namun sayangnya saat kejadian itu di tempat sepi. saya mengayuh sepeda dengan cepat dan berhenti ditempat seperti lapangan karena saya merasa sesak setelah bersepeda agak jauh. kemudian saya melanjutkan perjalan pulang dengan perasaan marah, gemetar, dan campur aduk.

akhirnya, saya mengambil rute terdekat menuju jalan pulang, dan lagi-lagi melewati perkampungan yang lumayan sepi, tanpa saya sadari entah dari mana insting saya ada sepeda motor itu lagi dari belakang yang bergerak pelan mengikuti saya, saya pun mengayuh sepeda ke pinggir dan agak cepat karena saya tahu tepat di depan ada beberapa orang yang sedang di depan rumahnya yang berarti ada orang yang dapat melihat atau membantu saya.

saya memelankan agar sepeda itu berjalan dahulu, dan yaa memang benar pria tadi mengikuti saya mungkin karena dia sadar kalau saya tau ada yang mengikuti. kemudian sepeda itu berjalan cepat melewati saya dan saya hanya menggunakan sepeda kayuh yang tidak bisa mengejarnya. dalam situasi itu saya merasa was-was sekali sampai saya lemas dan takut. sehingga saya tidak menaiki sepeda dan berjalan sambil memegang sepeda sampai rumah.

Yaa begitulah kiranya kejadian mengerikan tadi yang saya alami. Jadi, untuk temen-temen cewek untuk tetap berhati-hati yaa. Jangan sendirian deh pokoknya, dan kalau memang hal seperti ini terjadi kamu bisa sharing di website https://jakarta.ihollaback.org/?lang=id dan bantu temen-temen cewek untuk mencegah hal ini terjadi. Zuzur, saya baru nemu website ini dan baru tau ternyata ada website untuk bantu menyuarakan temen-temen yang jadi korban.

Hal ini bukanlah hal sepele, tapi bisa mengakibatkan korban mengalami trauma sampai hilang rasa percaya diri. Tetap jaga diri, jaga iman, jaga hati yaa mentemen hehe..

Gimana mentemen? Ada yang pernah ngalamin gini juga gak boleh kok sharing di lapak saya ini. terimakasih sudah mendengarkan cerita sedih saya hari ini. see you letter :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun