Annis yang akan berdiri di tahan oleh Abang nya, laki - laki itu menggelengkan kepala untuk mengisyaratkan agar anak itu tidak gegabah.
Setelah kepergian tiga orang tersebut mereka masuk kedalam rumah itu dimana pintu tersebut tidak terkunci. Mereka masuk, menyusuri setiap ruangan yang ternyata juga kosong kemudian keluar dari pintu belakang dimana juga tidak terkunci.
Kembali mereka berjalan, menyusuri setiap gang yang mereka tahu, berjalan dengan was - was karena harus menolehkan kekanan - kiri dan belakang untuk melihat ada orang atau tidak disana.
Setelah keluar dari jalan - jalan kecil. Mereka mempersiapkan diri dengan membawa pisau. Berjalan menyusruri jalan besar, saling menjaga satu sama lain. Cukup aman untuk ukuran jalan yang besar dan juga sepi.
Sesampainya di tempat tujuan Annisa dan Abangnya masuk ke dalam kantor polisi, disana lah ia tidak bisa berkata apa - apa. Melihat tumpukan mayat yang berseragam polisi tergeletak tidak berdaya, dengan kondisi yang miris bahkan beberapa ada yang kehilangan anggota tubuhnya.
Sedangkan laki - laki yang bersama dengan Annisa tidak terlalu menghiraukan orang - orang tersebut. Ia dengan capat membuka laci meja satu persatu, untuk mencari senjata ia menemukan 4 pistol disana tetapi sayangnya peluru dari pistol tersebut tidak ada.
"Sa bantu abang mencari isi peluru pistol - pistol ini" Annisa menganggukkan kepala. Ia memasuki salah satu ruangan yang bertuliskan 'Staff Only'.
"Bang" panggil perempuan itu yang sudah masuk kedalam ruang itu, ia melambaikan tangan dan memunculkan setengah badan.
"Ada apa?" laki - laki itu berjalan masuk kedalam ruangan yang di masuki oleh Annisa disana ia melihat beberapa pistol dan senjata lainnya.
Laki - laki itu berjalan mengambil sekotak peluru pistol kemudian di isi 4 pistol yang ia temukan di depan tadi, ia juga mengambil senjata yang cukup besar kemudian ia juga mengisikan peluru.
"Nih" Abang Annisa memberikan 2 pistol kepada Annisa, kemudian ia memberikan satu senjata yang besar untuk perempuan itu kalungkan di bahunya. "Balik badan" Annisa menurut kemudian perempuan itu sedikit terjengkang kebelakang karena terasa berat tas perempuan itu.