Mohon tunggu...
Firdaus
Firdaus Mohon Tunggu... -

Bukan siapa2, hanya orang biasa yang masih blajar menulis...\r\nIngin slalu melihat sgala bentuk permasalahan dari dua sudut pandang yang berbeda, agar 'toleransi' dapat muncul dalam setiap perbedaan\r\n\r\nUnited in diversity..\r\n\r\nmohon maaf jika ada kesalahan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Kabarmu Ayah?

4 Oktober 2012   07:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, diluar emak membisiku,"ayahmu ga mau batal puasa, walau udah dipaksa sama emak dan kakak2mu. padahal bliau sedang sakit dan harus minum obat.Katanya, nunggu kamu pulang, mau nanyain dulu apakah boleh ngebatalin puasa atau tidak?" ya, Sdemikian dekatnya beliau denganku. Mungkin karena kami sering diskusi dan cerita-cerita dari dulu. Pergi tarawih bareng, ngobrol bareng, ke kolam bareng, bahkan kamipun sering nonton bola bareng di televisi, walau bliau akhirnya sering ketiduran di depan tv:)

Akhirnya sore itu setelah kujelaskan bahwa puasa tidak boleh menganiaya diri dan ngebolehin berbuka disaat2 uzur seperti itu, akhirnya beliau mau untuk berbuka, minum, sedikit makan, dan langsung minum obat...Setelah itu ayahku minta dibimbing untuk pergi ke kamar mandi untuk wudhu' sholat asyar, dan kamipun ngebimbingnya hingga pintu kamar mandi. Sesampainya di pintu, bliau melarang kami untuk masuk menemaninya. "Insya Allah kuat, ga usah dijagain", ungkapnya....

Setelah itu, ayahku harus meninggalkan kami sekeluarga selama2nya...Bliau terjatuh ketika berwudhu untuk sbuah niat yg suci, sholat asar..Kakakku masuk lewat jendela kamar mandi, dan membawanya keatas tempat tidur, dan setelah itu pergi meninggalkan kami sekeluarga....Terus terang ketika itu tangis kami membuncah, dan ku berlari kebelakang rumah menumpahkan sluruh airmata yang kupunya..Orang yang mengajarkan banyak hal kepada kami harus kami ikhlaskan kepergiannya, Karna Allah lebih sayang kepada engkau...Emakpun menyusulku kebelakang, dan dengan tabahnya bliau berkata,"Kita harus ikhlaskan kepergian ayah...Kita bantu dengan doa". Emak orang yang cukup kuat menghadapi itu smua, bahkan waktu itu lebih tegar rasanya dari padaku

Setelah kepergian ayah, beberapa hari setelah itu, aku berdoa agar dipertemukan denganNya, walau hanya dalam mimpi..Dan Alhamdulillah, Allah maha mendengar, aku bisa bertemu dengan ayah dalam mimpiku...Waktu itu bliau menjumpaiku dalam pakaian serba putih..Tapi kami tak sempat berkata-kata, bliau hanya tersenyum kepadaku.....Mudah2 an ini menjadi pertanda, kalau Engkau senantiasa menjaga ayahku Ya Allah..Amin

##Kutulis ungkapan hati ini dalam suasana hati yang penuh air mata di suatu pagi, ketika diri ini ingat kepada sosok seorang ayah! Semata-mata hanya ingin sekedar berbagi dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa berbakti kepda orangtua, ayah ataupun ibu.Merekalah yg tak pernah bosan, tak pernah lelah, menjaga dan membesarkan kita...Berdoalah dan berbaktilah kepada mereka. Mohon maaf###

-Pojokan Matraman, 23/12/2011-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun