Mohon tunggu...
Firdaus Nur
Firdaus Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam negri Syaifudin Zuhri purwokerto

Olahraga/mahasiswa/literasi/cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harga Kemenangan Sejati

22 Desember 2024   18:33 Diperbarui: 22 Desember 2024   18:33 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog
Di kota kecil Greenfield, hiduplah Bimo, siswa kelas 9 yang sangat mencintai dunia game, terutama "Eternal Quest". Game tersebut menjadi bagian penting dalam hidupnya, membuatnya lupa waktu dan mengabaikan tanggung jawab. Bimo memiliki mimpi menjadi juara kompetisi game terbesar di kota itu.

Konflik
Bimo berlatih setiap hari, mengabaikan tugas sekolah dan waktu bersama keluarga. Ayahnya, Pak Tono, khawatir Bimo gagal di sekolah. "Bimo, kamu harus fokus pada pelajaran juga," katanya. Sementara itu, ibunya, Bu Lestari, berusaha membangun kesadaran Bimo akan pentingnya kesimbangan. "Bimo, jangan lupa waktu untuk keluarga dan teman-temanmu."

Adiknya, Ari, yang juga penggemar game, merasa diabaikan. "Kak, aku ingin bermain bersamamu," kata Ari. Namun Bimo menolak, "Nanti lagi, Ari. Aku harus latihan." Ari merasa sedih dan kecewa.

Klimaks
Suatu hari, Bimo mengikuti kompetisi "Eternal Quest" dan berhasil mencapai final. Saat mengetahui lawannya adalah Ari, Bimo merasa bersalah dan bingung. "Ari, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," kata Bimo.

Ari menjawab, "Kak, aku ingin bermain bersamamu, bukan melawanmu." Bimo merasa terharu dan menyadari kesalahannya.

Penyelesaian
Saat final, Bimo memilih tidak menggunakan cheat dan membiarkan Ari menang. Ari sangat gembira dan berterima kasih kepada Bimo. Bimo menyadari kemenangan sejati bukanlah menang atau kalah, tapi hubungan dan kebahagiaan bersama keluarga.

Keesokan harinya, Bimo dan Ari memutuskan bermain bersama, berbagi kesenangan, dan mendukung satu sama lain. Keluarga mereka bangga dengan perubahan Bimo. Pak Tono dan Bu Lestari mengajarkan Bimo tentang pentingnya kesimbangan dan tanggung jawab.

Bimo menyadari bahwa kemenangan sejati adalah ketika kita dapat menemukan kesenangan dan kebahagiaan bersama orang-orang yang kita cintai.

Epilog
Sejak itu, Bimo menjadi lebih seimbang dalam hidupnya. Ia bermain game, tetapi juga memperhatikan pelajaran dan keluarga. Ari dan Bimo menjadi lebih dekat, dan hubungan keluarga mereka semakin harmonis.

Pesan Moral:

1. Kemenangan tidak selalu tentang menang atau kalah.

2. Keluarga dan persahabatan lebih penting daripada kemenangan.

3. Bermain game dengan sportif dan tidak mengabaikan tanggung jawab.

4. Kesimbangan antara hobi dan tanggung jawab sangat penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun