Mohon tunggu...
Firdausiyahh
Firdausiyahh Mohon Tunggu... Konsultan - S1 PWK UNEJ, 19

191910501075

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Agro Expo, Terobosan Terbaru Memanfaatkan Lahan Tidur

27 Maret 2020   22:51 Diperbarui: 27 Maret 2020   23:28 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia itu indah. Indonesia itu luas. Indonesia itu kaya. Yups itu adalah tag line yang sering kita dengar apabila membahas mengenai Indonesia. Dibalik kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah, nyatanya masih belum semua sumber daya alam yang ada, dapat termanfaatkan dengan baik. Masih ada 33,4 juta hektare lahan tidur di Indonesia. 

Lahan tidur adalah lahan yang pertanian yang sudah tidak digunakan dan manfaatkan selama lebih dari dua tahun. Lahan tidur tersebut terdiri dari lahan pasang surut 20,1 juta hektare, dan 13,3 juta hektare lahan rawa lebak, dan mirisnya lagi seluas 9,3 juta hektare.

Dari lahan tidur tersebut diperkirakan sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya pertanian. Lahan-lahan tidak produktif tersebut menyebar diseluruh Indonesia, yang paling besar berada di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini merupakan kabupaten terluas yang ada di Jawa timur. Luas wilayahnya mencapai 5.782,50 Km^2. 

Namun sayangnya tidak semua lahan yang ada di kabupaten ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Masih ada sebagian wilayah terutama bagian pusat kota dan Kecamatan Kalibaru yang memiliki lahan terbengkalai cukup luas. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana mengembangkan lahan tidur yang ada menjadi wisata edukasi agro yaitu dengan memadukan konsep pertanian dan pariwisata. 

Selain dapat mengatasi masalah lahan tidur yang ada, dengan dikembangkan menjadi wisata tentunya hal ini juga akan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Pemanfaatan lahan tidur sebagai kawasan agro wisata disampaikan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi Festival Agro Expo, yang memikat banyak pengunjung setiap harinya. 

Konservasi seperti ini selain dapat membangkitkan lahan tidur, juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata disela-sela kesibukan yang ada. Pertama kali digelar event Agro Expo ini pada tahun 2014. 

Karena event ini sangat menarik dan juga bermanfaat, maka acara ini dimasukkan dalam event tahunan Banyuwangi, dan telah masuk tahun kelima untuk kali ini.

Agro Expo tahun 2019 ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu digelar di kawasan yang sangat minim unsur hara dan juga tandus, selain itu dalam event kali ini juga memadukan pengembangan inovasi pertanian modern yang membedakan dengan event-event sebelumnya. 

Event ini dibuka sejak 25 April hingga 1 Mei 2019, namun diperpanjang hingga 4 Mei dikarenakan antusiasme dari pengunjung yang tinggi. Setiap harinya pengunjung yang datang bisa mencapai 9000 orang. 

Padahal lokasi Agro Expo tahun ini diadakan cukup jauh jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung diadakan di pusat kota Banyuwangi. Agro Expo pada tahun ini diadakan di Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah yang berada di dataran tinggi 500 mdpl. Berada di kaki Gunung Ijen, dan membutuhkan waktu sekitar 21 menit perjalanan dari pusat kota Banyuwangi. 

Pengunjung yang datang akan disuguhkan pemandangan Gunung Ijen dan Selat Bali dari ketinggian, serta hamparan bunga warna-warni yang menyejukkan mata. 

Untuk menambah antusiasme pengunjung, Agro Expo ini menampilkan ratusan jenis tanaman pertanian yang ditata dengan sangat cantik. Dengan mengangkat tema creative agriculture, beragam aneka tanaman pertanian unggulan daerah mulai holtikultra, tanman pangan, perkebunan, hingga peternakan dan semua produk olahannya ditampilkan dalam event tahun ini. 

Tanaman dan buah eksotis asal Banyuwangi juga dipamerkan. Mulai dari padi hitam, durian merah, nangka merah, hingga semangka non biji. Selain tanaman dan buah, ada juga bunga cantik berwarna warni yang ditata hingga menjadi spot selfie yang  instagramable.

Untuk menyiapkan Agro Expo pada tahun ini ternyata tidak mudah. Lahan yang betahun -- tahun dibiarkan terbengkalai, juga memiliki banyak masalah seperti kesulitan sumber mata air, dipenuhi bebatuan, hingga penuh dengan ilalang. 

Pemerintah Banyuwangi diberi waktu tiga bulan untuk bisa mengelola tanah yang tandus atau disklimaks dan tidak bisa ditanami tumbuhan apapun. 

Cara yang digunakan yaitu dengan menyalurkan air dari atas sepanjang 3 Km jauhnya, lalu ditampung dalam embung. Karena pengolahan yang tepat maka dalam waktu tiga bulan tersebut lahan kembali subur dan menjadi media yang cocok untuk tumbuhnya aneka tanaman dalam acara Agro Expo 2019.

 Agro Expo yang diadakan di Banyuwangi ini ternyata menarik perhatian beberapa daerah lain. Salah satunya yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakil Bupati Ogan Komering Ilir Bapak Djafar Shodiq, beliau hingga jauh-jauh datang untuk melihat langung event yang diadakan setiap tahunnya ini. 

Menurut Bapak Djafar pelaksanaan Agro Expo di Banyuwangi ini sangat menarik karena di gelar dilahan yang luas dan memilki kekhasan tersendiri, apalagi lahan yang digunakan awalnya adalah lahan tidur.

"Inovasi Banyuwangi tentang Agro Expo juga sampai ditelinga kami. Karena itu kami sekalian kemari juga untuk melihat bagaimana upaya Banyuwangi mewujudkannya. 

Karena di tempat kami juga ada Teluk Gelam, sebuah danau yang terbengkalai yang benar -- benar butuh sentuhan agar bisa menjadi tempat wisata," kata Bapak Djafar saat bertemu dengan wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.

"Kami membuka diri seluas -- luasnya jika bapak ibu ingin belajar dari kami. Tentu kami juga terus menerus belajar tiada henti untuk memperbaiki diri. Dan belajar dari pihak yang menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik," kata Bapak Yusuf.

Pertemuan tersebut juga diwarnai dengan dialog dan sharing mengenai pengembangan pariwisata daerah dan pengolalaan publik. Diantaranya pengembangan homestay yang dikelola warga . juga bagaimana Pemkab Banyuwangi memperbaiki pelayanan publik lewat Mal Pelayanan Publik yang dimiliki. 

Sedangkan Khofifah Indar Parawansa mengaku sangat terpesona akan keindahan Agro Expo ini. Bahkan Gubernur Jawa Timur ini memesan untuk dibuatkan bergola dengan ditanami buah labu golden mama kepada Dinas Pertanian Banyuwangi. Bergola labu golden mama tersebut nantinya akan dipasang di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun