Mohon tunggu...
Firdaus Inaz
Firdaus Inaz Mohon Tunggu... Lainnya - -

hobinya bermain tictactoe sambil minum coklat panas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Lingkungan Hidup, Ribuan Orang Mayoritas Pemuda Kawal Isu Lingkungan di Jogja

6 Juli 2023   15:52 Diperbarui: 6 Juli 2023   21:40 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop Ecoprint dalam Festival Lingkungan Hidup

Festival Lingkungan Hidup, Ribuan Orang Mayoritas Pemuda Sepakat Kawal Isu Lingkungan di Jogja

(4/7/2023) Tanggal 5 Juni diperingati sebagai hari Lingkungan Hidup Sedunia yang merupakan momentum tepat untuk membicarakan problem krisis ekologi di Yogyakarta. Sebagian diantaranya adalah masalah pengelolaan sampah yang tak kunjung membaik, penggunaan energi kotor yang terus menerus, dan penurunan kualitas dan kuantitas air.

Kepasifan dan keaktifan manusia dalam merespon krisis ekologi ini akan menentukan jalan cerita ekosistem lingkungan hidup dan keberlangsungan kehidupan bumi dimasa mendatang.  

Menjawab tantangan tersebut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yogyakarta menyelenggarakan Festival Lingkungan Hidup, sebuah festival rakyat dan pemuda di bulan Juni, bulan lingkungan hidup. Terdapat 11 rangkaian acara dalam satu bulan pada festival ini, dari rangkaian Talkshow, diskusi, lokakarya, pertemuan warga peduli lingkungan, dan pagelaran seni. 

Rangkaian acara yang terbuka untuk umum ini dihadiri lebih dari seribu orang dari seluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta maupun luar kota. "Festival ini merupakan komitmen WALHI Yogyakarta untuk pengingat kepada semua orang khususnya pemuda bahwa kita semua harus ikut menyelamatkan lingkungan, karena selamatnya lingkungan adalah selamatnya masa depan." Jelas Gandar Mahojwala, Direktur WALHI Yogyakarta.

Pembuka Festival Lingkungan Hidup: Peran Sastra dalam Pusaran Krisis Ekologi

WALHI Yogyakarta mengadakan talkshow dengan tema "Peran Sastra dalam Pusaran Krisis Ekologi". Dalam agenda tersebut mengundang sastrawan Soesilo Toer. Talkshow yang diadakan pada (11/06) di JNM Bloc tersebut bertujuan untuk mencari terobosan dalam menyikapi berbagai isu lingkungan. WALHI menilai sastra dapat digunakan untuk melemparkan wacana terkait krisis ekologi melalu ekspresi dan bahasa yang ada dalam karya sastra.

WALHI Yogyakarta berpandangan bahwa sastra dipilih menjadi topik diskusi karena dapat menjadi ruang yang ekspresif, sehingga menarik perhatian berbagai kalangan, khususnya orang muda untuk lebih peka terhadap isu-isu lingkungan "Kita memilih sastra sebagai ruang untuk melemparkan wacana dalam berbicara krisis ekologi. Ekspresi keindahan sastra menjadi ruang yang nyaman untuk menumbuhkan teori-teori besar" jelas Dimas R. Perdana, Deputi Direktur WALHI Yogyakarta, dalam sambutannya pada acara yang diadakan di JNM Bloc tersebut.

Pada Talkshow tersebut Sosiloe Toer juga menyatakan bagaimana kondisi krisis ekologi yang terjadi di wilayahnya. Sebagai seorang sastrawan, ia tidak hanya menulis, melainkan mempunyai peran dalam menjaga kelestarian di Blora.  

Sehari-hari Soesilo Toer mempunyai kegiatan yaitu mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan "Saya ini adalah rektor, 'ngorek barang kotor'", jelasnya dengan berkelakar. "Saya ini adalah garda terdepan, dalam menjaga lingkungan. Saya tidak peduli dengan tanggapan orang. Bagi saya memulung adalah cara untuk menciptakan nilai" paparnya.

Salah satu peserta, Naina Yuwono menjelaskan bahwa dirinya datang karena tertarik dengan tema talkshow.
"Sebagai mahasiswa sastra saya percaya, apa yang disampaikan pak Soes itu benar. Sastra mempunyai peran dalam merubah pandangan masyarakat terkait isu-isu ekologis kedepannya berharap bahwa akan ada diskusi serupa. Karena sastra merupakan langkah awal yang dapat memberi kesadaran kepada pemuda dan generasi penerus" Jelas Mahasiswa Sastra Inggris tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun