Berbagai ragam tradisi yang dilakukan oleh umat Islam dalam memperingati 10 Muharram atau lingkungan kita menyebutnya Syuro an (red. Jawa). Pada hari Asyura, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan puasa sebagai implementasi rasa syukur menyambut tahun baru Islam dan memang sudah ada tuntunan dari para ulama salafunnas salih.Â
Selain itu, ada beberapa tradisi yang biasanya dilakukan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, umat Islam memperingati 10 muharram dengan mengadakan kegiatan bertema gebyar Muharram.Â
Sedangkan di masyarakat Jawa, terdapat sebuah tradisi dimana mereka akan membuat bubur asyura dan dilanjutkan dengan pembacaan doa yang bertujuan untuk mendatangkan berkah dan menangkal datangnya bala.
Di desa Sukoreno kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember sendiri, ada peringatan grebek suro dan diikuti oleh elemen masyarakat, bukan hanya muslim saja melainkan penganut agama lain.Â
Pada momen peringatan selanjutnya, masyarakat muslim mengadakan doa bersama sambil membawa bingkisan nasi yang dikumpulkan di masjid atau di perempatan jalan yang kemudian akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir setelah prosesi doa bersama.
Di Thailand sendiri, tepatnya di sekolah Saiyid Wittaya Foundation School yang berlokasi di Rattaphum Thailand terdapat suatu tradisi yang hampir mirip seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.Â
Para peserta didik, dewan guru, staf dan karyawan di sekolah tersebut diajak untuk bergotong royong membuat sebuah kue yang berbahan utama dari ubi ungu, labu, dan jagung manis. Mereka bersama-sama membuat hidangan tersebut di sebuah masjid yang terletak di dekat sekolah bersama masyarakat setempat.Â
Setelah itu, mereka menggelar doa bersama dan disertai pembacaan salawat di Ruang Serbaguna Saiyid Wittaya Foundation School ini. Kemudian dilanjutkan kegiatan presentasi materi bertema Asyura yang harus dilakukan oleh para siswa siswi yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok.
Ketika peserta didik selesai melaksanakan kegiatan presentasi materi Asyura, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan membagikan semua kue yang telah mereka buat kepada masing-masing teman dan masyarakat sekitar.Â
Diharapkan dengan kegiatan seperti ini, mereka dapat menanamkan kepedulian terhadap sesama dalam bentuk berbagi dan meningkatkan kerja sama dalam hal kebaikan.Â
Meskipun mereka adalah kelompok minoritas, pengaplikasian nilai budaya keislaman dan ajarannya lebih terlihat dilingkungan mereka daripada pada daerah dengan pemeluk agam Islam yang mayoritas.Â
Hal ini tercermin dari cara berpakaian mereka yang menutup aurat dengan sempurna, kebersihan dan kerapian sebagai kewajiban yang harus terjaga hingga hingga kegiatan Asyura seperti ini.Â
Dari beberapa bulan hidup dalam lingkungan mereka, penulis berharap bahwasanya sekolah-sekolah Islam di Indonesia mau mencontoh hal baik ini sebagai standarisasi dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dalam lingkungan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H