Mohon tunggu...
Firdausia Hadi
Firdausia Hadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alangkah Indahnya Bila Wanita Berjilbab atau Berhijab

10 Februari 2017   19:03 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 3494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahir Rahmaan Nirrohim

 Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang hijab.Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah”.( QS. Al Ahzab  33: 53)

       Hijab yang kini sedang  menjadi trend di kalangan wanita-wanita muslimah di seluruh dunia Islam adalah gejala kebangkitan Islam. Saya hanya dapat berdo`a semoga kaum muslimin segara bangkit dari tidurnya .

      Sebenarnya , hijab bukan  pakaian Arab. Akan tetapi pakaian yang Islami, yang sederhama namun indah. Pakaian itu mencerminkan  akidah seorang wanita. Ia merupakan suatu panorama indah, laksana taman yang penuh  dengan  berbagai bunga  yang  bermacam-macam corak dan warna. Kita dapat memilih seribu macam dimensi , dari mana kita mau memandang hijab itu. Kita dapat mengulurkan tangan dan memetik  bunga dan buah-buahan dari taman itu. Oleh  karena setiap buah memancarkan aroma keimanan  dan keikhlasan serta memuaskan jiwa dan akal,  dengan kelezatan rasanya . Pada wanita berhijab itulah tercermin pesona bidadari-bidadari  yang  sedang turun dari surga firdausia.

       Sekarang marilah sebentar saja kita memandang dari seribu jendela yang terbuka kearah taman itu. Marilah kita meneliti dari keindahannya dari suatu jendela yang memiliki makna yang amat dalam, jendela yang tebuat dari pohon Akidah dan Syari`ah,  dengan aroma dan keidahan yang abadi. Suatu jedela bekisi-kisi dengan kaca  warna-  warni dan dengan seribu sinar cahaya nan indah dan kilau pesona yang menerangi jiwa dengan  kedamain dan  ketentraman  .      

BILA JILBAB DAN HIJAB DIPANDANG DARI  DIMENSI  BUDAYA  

      Jilbab dan hijab tidak hanya dapat dipandang dari segi akidah dan syariah . Tapi kita dapat melihat jilbab dan hijab dari dimensi budaya. Budaya selalu berusaha menyingkirkan dan menghancurkan jilbab dan hijab. Dengan menghancurkan tradisi jilbab dan hijab diharapkan kaum wanita akan terfokus untuk memberikan perhatian  yang lebih banyak pada penampilan dan  kecantikannya di muka mata- mata  jalang . Dan dengan demikian menciptakan pasaran yang laris-manis bagi barang yang diproduksi oleh  mereka. Dari pakaian yang mereka produksi, Mereka memamfaatkan kaum wanita , dengan tubuhnya cantik dan menawan untuk sarana promosi bagi barang-barang dagangan mereka. Mereka hanya mungkin mencapai keberhasilan dalam memasarkan dagangannya dengan mehilangkan konsep pakaian Islami yang anggun dan sederhana .

      Dengan melihat pakaian yang membuka aurat dari sudut budaya, kita dapat melihat betapa tubuh seksi wanita, mereka pandang sebagai obyek kenikmatan kaum lelaki  dan diproyeksikan sebagai subyek yang memasarkan kecantikan dan keseksian tubuhnya dalam pasar budaya yang serba-bebas.Bukankah Allah berfirman: “Maka pernahkahkamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya ? “ ( QS . Al Jatsiyah 45-23 )

JILBAB  DAN  HIJAB  DARI   DIMENSI  ESTATIKA    

      Kita hendak melihat jilbab atau hijab dari dimensi keindahan dengan menerapkan sikap psikologis yang langsung dan tidak langsung, yang berhubungan dengan jilbab dan hijab.Dari sisi psikologis, hijab dapat menimbulkan keyakinan pada diri pemakainya.  Keyakinan bahwa tubuhnya dan kecantikannya bukanlah barang murahan atau barang eceran yang dapat dilihat oleh si lelaki, terutama lelaki yang bermata buas dan berpenglihatan  jalang serta  berhidung belang.

Dari estatika ternyata hijab memancarkan keindahan dan kecantikan wanita sholihah. Di sisi lain jilbab dan hijab dapat menutupi bagian-bagian tubuh wanita yang kurang manis dipandang atau kurang indah bila dilhat dan kurang sempurna bila diperhatikan. Premis-premis itu saya kemukan kepada wanita Muslimah yang mempunyai akidah yang lurus serta berniat mencari kesempurnaan dalam beraqidah dan beragama Islam.     

 Pada dasarnya semua wanita mempunyai keinginan agamis ini. Kecuali wanita -wanita yang masih terjajah oleh budaya dan tradisi sekuler yang masih belum mampu melepaskan dirinya dari virus-virus atau nilai-nilai yang menggangu akidah dan kepribadiannya .

             Kebanyakan wanita muslimah telah menerima dan menyadari serta mengimplementasikan pakaian yang sederhana ini. Hal itu bisa kita lihat di berbagai acara resepsi pernikahan, hari-hari raya idul fitri atau idul adha, pertemuan-pertemuan umum, atau tempat –tempat rekreasi. Oleh  karena itu, mereka mulai menyadari bahwa hijab itu adalah suatu bentuk keindahan. Namun orang masih harus berjihad dan berjuang untuk menghargai nilai hijab yang sebenarnya dan mempercayai bahwa hijab tidak mengurangi keindahan. Oleh karena itulah, kita dituntut untuk membuat busana muslimah yang lebih bagus dan indah serta  mengunakan keterampilan dalam membuat mode yang trendy dengan warna yang lebih bagus, lebih indah namun tidak keluar dari hijab yang telah ditetapkan syariat atau dengan kata lain sesuai syariat.

Akan tetapi, apa artinya kita mengatakan bahwa jilbab atau hijab itu suatu keindahan, jenis keindahan macam apa?, apakah tempatnya?, dan kemanakah kita kita menjangkau  keindahan itu?. 

      Kita sebagai wanita  Muslimah yang taat harus mampu melihat  bahwa akidah dan kepribadian dari suatu masyarakat  begitu banyak, sehingga menghasilkan jenis busana  bagi wargaya. Masyarakat sekuler mempunyai  cara-cara sendiri untuk membalut tubuh wanita. Pada umumnya masyarakat sekuler itu memandang tubuh wanita sebagai alat promosi  barang-barang komersial yang mereka hasilkan. 

Maka kita jangan heran bila setiap jam, pada iklan-iklan di televisi misalnya. Dapat disaksikan tubuh cantik wanita yang dimamfaatkan untuk promosi barang- barang dagangan mereka, dari iklan makanan, kosmetik, minuman sampai mobil mewah yang berharga ratusan juta rupiah, maka kebanyakan model adalah kaum hawa. Oleh karena itu, bagi masyarakat sekuler, hijab sangat tidak penting dan sia-sia bahkan menurunkan nilai ekonomi tubuh cantik dan seksi wanita.

JILBABATAU HIJAB DARI  DIMENSI SOSIAL EKONOMI  .

 Pada seluruh dimensi kehidupan wanita dipaksakan suatu keyakinan terhadap jenis pakaian. Wanita mungkin mempunyai jenis pakaian yang menceminkan kelas sosial ekonomi  yang dia miliki.

            Busana yang tidak riil dan tidak sesuai dengan akidah wanita  dan kepribadiannya  akan menyebabkan wanita kehilangan jati diri atau identitas yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada wanita muslimah tersebut. Wanita muslimah akan kehilang realitas  eksistensi dan identitas bila berbusana dengan pakaian yang tidak islami.

Dalam Islam, wanita diharamkan percaya pada segala falsafah sekuler yang menganggap  manusia  dicetak oleh kelas ekonomi atau  kelas sosial budaya. Menurut Islam, khususnya ideologi Nasyiatul Aisyiyah yang dapat penulis pahami, bahwa identitas manusia yang dibentuk oleh akidah dan syariah Islamiyah adalah kepribadian yang paling terhormat, paling  baik dan paling   indah. Yang paling  terhormat ,  baik dan indah  bagi muslimah adalah pakaian yang mencerminkan akidah yang dia yakini dan syariah yang dia anut .Allah berfirman :  

“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal . Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.( QS . Al Ahzab 33 : 59 ).

 Dalam penjelasan leyapnya identitas berbagai aliran pemikiran atau filsafat telah mengajukan berbagai teori. Misalnya, Sekulerisme, khususnya Marxisme berpendapat bahwa kehadiran pekerja dalam masyarakat industri kapitalis dimana sosok tubuh wanita hanyalah alat produksi dan promosi  telah menyebabkan para wanita kehilangan identitas atau kepribadiannya.   

KEUNGGULAN SYARIAH ISLAMIYAH  DALAM HAL BUSANA

Menurut para sastrawan atau seniman sekuler, keindahan bentuk tubuh wanita digambarkan sebagai yang paling indah secara ekslusif . Oleh karena itu , setiap  wanita yang cantik dan bertubuh seksi dianggap sebagai sesuatu yang paling indah  sepenuhnya . Model-model seksi nan cantik jelita yang berbusana setengah telanjang dan dengan berani memperlihatkan dua buah dadanya. Mereka tak sadar bahwa mereka telah diproyeksikan dalam kesenian dan kesustraan sebagai contoh dan teladan yang  patut ditiru oleh kaum wanita. Barat atau Timur yang falsafahnya dilandasi oleh materialisme, berjuang untuk memaksakan falsafah hidupnya pada seluruh budaya bangsa-bangsa lain di dunia.

Hijab atau jilban adalah sesuatu yang dipandang oleh kaum sekuler sebagai penghalanguntuk memperluas hegemoninya. Hijab atau jilbab yang Islami adalah sarana untuk menghapus busana-busana palsu yang dipaksakan oleh politik budaya dan peradaban sekuler, yang menyebabkan hilangnya identitas wanita muslimah. Dengan memakai hijab yang Islami wanita muslimah mengenal identitasnya sendiri dan menganggap remeh busana-busana yang tidak Islami yang berkembang pesat ditengah masyarakat kita sekarang ini.

Sebenarnya muslimah dapat memahami hal itu, bila ia memahami akidah dan syariah Islamiah dengan dan tak terpengaruh pada  pandangan hidup masyarakatn sekuler , baik  yang moderat  maupun yang ekstrim. Dengan mengenali identitas, muslimah akan menyadari bahwa seorang manusia  bukan “ binatang ekonomiyang dibikin rakus oleh bosnya. Wanita bukan  “ makhluk  seksual” yang dapat memasarkan farjinya dalam bursa perdagangan farji atau perdagangan seks.

Pangdangan masyarakat sekuler yang melihat wanita sebagai makhluk yang dapat memasarkan farjinya akan terhapus bila wanita bertauhid, bertaqwa dan sadar untuk berbusana Islami. Disinilah makna kebenaran dan keindahan hijab yang sesungguhnya.   Bilamana wanita-wanita muslimah menerima dan  memakai hijab atau jilbab dengan sebenarnya, maka kepribadian dan identitasnya akan terpelihara. Dengan tunduk atau beserah diri untuk menerima jilbab dan memakai hijab wanita akan mempunyai kesempatan menggapai ridha Allah dan memperoleh  kemulian serta  kehormatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun