Ini episode baru hubungan antara Presiden dan Mantan Presiden. Hubungan yang mungkin diharapkan oleh sebagian besar orang, tapi mungkin juga tidak diharapkan oleh sebagian orang lainnya.
Suatu hari, Jokowi secara mendadak mengubah agenda kerjanya. Dia meminta protokoler mengatur kunjungannya ke arah Cikeas. Cikeas? Ya, ke Cikeas…
“Mau ke mana pak ke Cikeas?” tanya salah seorang protokoler keheranan.
“Ya mau ketemu mantan presiden dong, masak mau ngebakso di bakso Sukowati?” jawab Jokowi sekenanya, seperti biasa.
Para protokoler pun kaget. Di luar agenda. Dan di luar dugaan. Jokowi mau mengunjungi kediaman SBY, presiden ke-6 RI atau statusnya saat ini mantan presiden. Ada angin apakah Jokowi hendak berjumpa dengan SBY? Selama ini tidak ada tanda-tanda orang nomor satu Indoensia itu bakal bertemu dengan SBY. Beberapa waktu lalu, Jokowi berjumpa dengan semua ketua umum partai politik, khususnya parpol yang besar-besar. Tapi tidak dengan SBY, ketum Demokrat. Kekecualian.
Niat Jokowi itu pun mengagetkan sejumlah petinggi istana dan kementrian. Ada apa kok Jokowi tiba-tiba mau ke Cikeas. Poros yang selama lebih dari satu dekade berseberangan dengan poros Kebagusan, pusat kekuasaan PDI Perjuangan. Apakah Jokowi sudah dapat restu dari ibu Mega? Apakah Jokowi sadar dengan konsekuensinya?
Banyak pertanyaan lain menyeruak terkait rencana dadakan Jokowi tersebut.
Yang agak tenang-tenang saja hanyalah pasukan Paspampres. Mereka sudah terbiasa dan membiasakan diri dengan gaya presiden ke-7 ini, yang sering melakukan aksi dadakan. Mendadak berhenti di tengah jalan, karena banyak warga yang menyapanya untuk balas menyapa. Mendadak belok ke tempat tertentu yang tak diduga. Atau membuat acara unik seperti potong rambut di Bogor. Paspampres sudah terbiasa pontang-panting. Mungkin paspampres lama akan mengingat masa-masa ketika Presiden Gus Dur berkuasa. Mirip-miirip gaya ‘slordeh’-nya Gus Dur dan Jokowi ini.
Cikeas? Apalagi… sebagian paspampres sudah terbiasa ke Cikeas. Dulu ketika SBY masih berkuasa, hampir setiap hari paspampres hilir mudik Istana – Cikeas. Jadi, rencana dadakan Jokowi ke Cikeas ini bukan hal yang mengagetkan bagi paspampres.
Beruntung rencana ini belum terendus media massa. Para wartawan istana, belum menyadari ada agenda khusus dan dadakan dari sang presiden. Kalau mereka sudah tahu, hmmm sudah pasti berseliweran berita-berita pra kunjungan dengan sejumlah praduga dari berderet-deret pakar.
Rombongan Jokowi pun meninggalkan istana dalam senyap. Khas perjalanan rombongan presiden ini yang jarang-jarang (atau mungkin tidak pernah?) menyalakan sirine yang kencang itu. Paspampreslah yang sibuk atau ekstra sibuk mengatur dan mengawal perjalanan orang nomor satu di negeri ini. Sebuah tanggung jawab sangat berat, karena keselamatan presiden berada di tangan paspampres. Kalau ada apa-apa dengan presiden, paspampres-lah (terutama komandannya) yang bakal ketiban penyalahan dari seantero Indonesia.
Dan singkat cerita… rombongan Jokowi pun keluar dari pintu tol Cibubur, lalu mengarah ke Cileungsi. Wartawan yang ikut menguntit rombongan, mulai menaruh curiga. Hendak ke manakah presiden menuju? Sejak berangkat mereka hanya mendapatkan info sekilas kalau presiden akan menengok progres pembangunan jalan tol Jagorawi – Cibitung, yang sudah bertahun-tahun tak rampung. Tol itu membelah kawasan Cibubur, Depok dan Bekasi. Wartawan percaya.
Beberapa wartawan istana, adalah wartawan lama yang sudah bertugas di rumah kenegaraan itu sejak era SBY. Mereka pun sudah terbiasa meliput kegiatan sang mantan presiden di Cikeas. Kecurigaan mereka terbukti karena di perempatan Cikeas, rombongan berbelok ke kanan, ke arah Puri Cikeas, kediaman SBY. Hal yang sudah biasa mereka alami selama bertahun-tahun. Dan kecurigaan mereka relatif terlambat, karena rombongan Jokowi sudah tiba di pintu gerbang rumah SBY.
Rupanya Jokowi sudah lebih dulu kontak-kontakan dengan SBY untuk bertemu. Biar lebih elok dan diamini SBY, pertemuan dilakukan di Cikeas saja. Sebuah moment yang langka dan penting. Dengan pertemuan ini, mereka berdua berharap ketegangan suhu politik akan mereda, dan pesta demokrasi pilkada akan berlangsung dengan aman dan damai.
Tapi sayang, semua yang saya tulis ini hanyalah sekadar harapan. Harapan yang mungkin tidak akan terwujud. Padahal, jika salah satu dari keduanya berjiwa besar, maka pertemuan pasti akan terjadi. Entah SBY yang datang ke istana atau Jokowi yang ke Cikeas seperti yang dlakukannya ketika menyambangi kediaman Prabowo Subianto. Seperti tulisan harapan di atas ini.
Ah namanya juga berharap, boleh dong. Biar ada episode baru yang meneduhkan seluruh bangsa ini. Yang setuju, silakan ucapkan “Aaaamiiiin”.
Yang gak setuju, diam saja, hehe…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H