Mohon tunggu...
Firdaus Hidayat
Firdaus Hidayat Mohon Tunggu... -

Lagi geregetan dengan kondisi Indonesia... Fans berat Bob Sadino, Ciputra, dan Purdie Chandra.

Selanjutnya

Tutup

Money

Otomotif Indonesia Melejit, Australia Bangkrut

28 Februari 2014   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebuah fakta yang ditilik dari sudut ekonomi sangat membanggakan. Sejumlah pabrik otomotif di Australia bangkrut atau mengecilkan ukuran pabriknya. Sejak beberapa tahun silam, Australia mengalami pelambatan pertumbuhan khususnya di sektor industri termasuk otomotif. Sejumlah perusahaan besar seperti General Motor menutup pabriknya di Australia. Produsen asal Eropa Datsun juga tutup. Perusahaan lainnya mengurangi jumlah produksi.

Kondisi sebaliknya terjadi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif melonjak tajam. Penjualan sepeda motor sejak lama sudah melewati angka 2 juta pertahun, bahkan sampai 4 juta unit pertahun. Angka yang luar biasa. Demikian pula jumlah penjualan mobil (roda empat ke atas), yang biasanya hanya 700 ribu unit pertahun, kini sudah menembus angka 1 juta/tahun, bahkan akan sampai pada angka 2 juta unit/tahun.

Baik secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia memang tumbuh dengan baik. Pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Jika melihat kondisi negara maju, maka jumlah penjualan otomotif berbanding secara lurus dengan tingkat kesejahteraan. Efeknya memang luar biasa, karena investasi berbagai bidang terkait otomotif juga meningkat. Baik investasi lokal maupun asing. Sudah barang tentu meningkatkan lapangan pekerjaa juga.

Beberapa perusahaan besar terus menambah investasi di Indonesia. Perusahaan lain yang belum punya pabrik di Indonesia, juga mulai menjajaki kemungkinan tersebut. Mereka melihat pasar Indonesia sangat bagus dan prospektif. Kehadiran pabrikan besar itu tentu berdampak positif untuk meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan dan devisa negara. Apalagi jika pabrikan itu menjadi Indonesia sebagai basis produksi bukan hanya untuk konsumen lokal melainkan juga konsumen mancanegara.

Perusahaan yang bangkrut di Australia juga tertarik berpaling ke Indonesia. Bukan untuk memindahkan pabriknya, melainkan menawarkan para tenaga ahli mereka untuk bekerja di Indonesia. Mereka tidak rela jika ahli-ahli otomotif di Australia jadi pengangguran. Maukah kita menerimanya?

Di satu sisi, kehadiran mereka akan menguragi jatah lapangan tenaga kerja. Di sisi lain, ilmu mereka kita butuhkan untuk diserap sebanyak-banyaknya. Khusus untuk industri otomotif, Indonesia sedang berada di atas angin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun