Â
Pandangan dari Ignatius Antiokhia mengundang umat beriman dalam kesatuan dengan Gereja Universal menghadirkan konfigurasi dengan Kristus dan dedikasi kepada Gereja-Nya. Comumunio dan Missio mempunyai semangat kesatuan yang adalah Yesus Kristus sendiri. Melalui kanon perjanjian baru yang berpatokan pada pengakuan iman, Gereja Katolik mendasarkan diri pada ajaran para rasul. Gereja meyakinin bahwa kesatuan dengan para rasul dalam diri Petrus (Uskup) dan penerus para rasul. Maka Gereja itu apostolic karena umatnya dikatakan Jemaat Allah bersatu dengan tahta para rasul.[9]
Â
Pemikiran Ignatius dari Antiokhia tentang eklesiologi tidak terlepas kesatuan antar umat beriman dengan para uskup dan para presbyter sungguh mencerminkan hubungan erat antara Kristus dan para rasul. Para rasul menunjuk uskup-uskup di jemaat-jemaat untuk meneruskan perkejaan mereka. Dengan demikian para uskup meneruskan pekerjaan mereka sebagai pengganti para rasul.[10]
Â
3.2 Gereja "Tempat Kurban" (thausiasterion)
Â
Dari Ketujuh surat yang ditulis oleh Ignatius Antiokhia terdapat tiga surat yang menegaskan tentang Gereja sebagai "Tempat Kurban" (thausiasterion). Dalam suratnya kepada umat di Efesus no 5, kepada umat di Tralles dan kepada umat di philadelfia no 4. Dituliskan Take ye heed, then, to have but one Eucharist. For there is one flesh of our Lord Jesus Christ, and one cup to [show forth] the unity of His blood; one altar.[11]
Â
Dalam tubuh dan piala di persatukan dalam satu altar, altar yang dimaksud ialah altar di Gereja. Gereja sebagai tempat kurban dan persembahan Ekaristi. Ekaristi yang adalah karya penyelamatan bagi umat manusia. Yesus kristus yang telah menderita karena dosa-dosa kita dan yang oleh Bapa dalam kasih-Nya dibangkitkan dari alam maut.[12]
Â
- Penutup: Kesimpulan