Mohon tunggu...
Firdaus Depari
Firdaus Depari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa filsafat

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kehilangan Kaki

11 November 2022   20:03 Diperbarui: 11 November 2022   20:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pribadi

Sepi rembulan malam 

Aku duduk terjaga 

Butiran embun menetas mungil 

Daku terhentak kabar Dinda tak bersua

Beranjak berdiri kuda kuda bergetar 

Cemas meluap, hati menangis

Menatap kaki getar inharmoni 

Angkat kaki tertahan bayang 

Wajah pucat nafas terbata bata 

Badan lunglai beda komando 

Pikiran takut, jangkrik berdendang 

Langkah kakiku berlawanan 

Tinggal sendiri dalam kenangan 

Ia pergi tak berkabar 

Lumpuh rasa jiwa terhembus 

Daku pasrah, selamat jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun