Kelebihan selanjutnya yaitu bisa membuat banyak pilihan jawaban. Ya memang seharusnya seperti ini, namanya juga polling agak kurang rasanya jika pembuatnya hanya bisa membuat pilihan dalam jumlah terbatas.
Ibaratnya, jika calon Presiden hanya dua pasang saja kok rasanya kurang. Padahal di Indonesia masih banyak orang-orang lain yang juga layak menjadi calon Presiden.Â
Kekurangan Fitur Polling WA
Selain punya kelebihan, sebenarnya fitur baru dari WhatsApp ini juga ada kekurangannya yang mesti diperbaiki oleh tim WhatsApp. Kekurangan ini mungkin sifatnya subjektif, jadi wajar saja dan tidak perlu dipermasalahkan jika kita beda pendapat.
Kekurangan pertama adalah, pemilih voting atau survei bisa memilih lebih dari satu suara. Ya bagaimana ya, namanya juga memilih ya harusnya salah satu dong, kurang sreg rasanya jika lebih dari satu.Â
Kekurangan kedua yaitu pemilih bisa mengubah-ubah hasil pilihannya kapan saja. Dari awalnya memilih A, pindah ke B, pindah lagi ke A, pindah lagi ke B. Orang yang sudah memilih, pilihannya tidak dikunci tapi bisa berpindah-pindah
Dari dua kekurangan tersebut sudah bisa disimpulkan bahwa polling WhatsApp kurang cocok digunakan untuk pemilihan RT/RW. Kalau ternyata warganya ada yang iseng-iseng memilih dua calon, toh pada akhirnya harus ada perhitungan manual untuk menghitung jumlah suara yang tidak sah.
Untuk kekurangan kedua, akan saya merepotkan jika digunakan untuk pemilihan RT/RW. Bayangkan saja, jika masih dalam perhitungan tiba-tiba ada suara yang berubah sedangkan pihak panitia sudah kadung mensahkan suara tersebut. Tentu sangat merepotkan bukan?
Selanjutnya, di sisi lain terlalu banyaknya pilihan terkadang membuat kita merasa bingung mau pilih yang mana. Dan lagi pula, sangat jarang sekali orang membuat polling sampai lebih dari 50 pilihan.
Jadi, saya menyarankan kepada pihak WhatsApp untuk membatasinya saja jumlah pilihan sampai 20 saja. Toh pada akhirnya paling 3-5 saja yang digunakan.
Nah itulah dia beberapa kelebihan dan kekurangan fitur polling WhatsApp versi saya, berdasarkan pengalaman pribadi menggunakannya. Kalau Anda punya pandangan lain tentang fitur ini, boleh disampaikan di kolom komentar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H