Dan alasan kedua ini paling mengkhawatirkan. Fitur ini sangat mudah disalahgunakan oleh orang-orang yang sengaja ingin berbuat jahat kepada kita.
Salah satu klien saya, sebut saja namanya Budi, menceritakan pengalamannya melalui status facebook dimana dirinya hampir saja di tipu oleh orang lain lewat telegram.
Penipu tersebut sangat cerdik, ia menghapus chat dengan klien saya dengan metode also delete for everyone.
Alhasil, chat pun terhapus dan bukti-bukti kejahatannya pun ludes seketika. Sayangnya, klien saya lupa melakukan screenshot selama chat berlangsung sehingga tidak ada bukti sama sekali. Tapi untungnya, dia tidak sampai tertipu sehingga tidak rugi terlalu banyak.
Cerita tersebut menjadi bukti bahwasanya fitur also delete for everyone itu sangat membahayakan dan membuat para penjahat digital dengan mudahnya berseliweran dimana-mana.
Mereka semakin tidak takut berbuat kejahatan, sebab mereka lebih mudah menghilangkan jejak kejahatan yang pernah mereka lakukan.
Bukannya masuk penjara, justru malah terus bergerilya di dunia maya. Membawa petaka dan terus mencari banyak korban jiwa. Jika ketahuan, tinggal hapus saja.
Enak banget jadinya, berbuat kejahatan sulit dilaporkan karena bukti yang sudah hilang.
Saya menyarankan dua solusi, menghapus sepenuhnya fiturnya atau mengubah sistemnya menjadi seperti WhatsApp yang mana ada batasan penghapusan untuk semua orang.
Meskipun penjahat sudah menarik seluruh pesan yang dikirimkan, kita masih memiliki buktinya karena chat tersebut tidak terhapus di telegram kita.
Membingungkan Orang Tua
Fitur delete yang ada dua jenis ini sering kali membingungkan bagi orang tua. Terkadang seperti ini membuat mereka salah pencet dan pada akhirnya menghapus chat dari dua sisi.