Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penyebutan "Gedung DPR" Jember Sangat Berbahaya

28 Januari 2022   00:30 Diperbarui: 28 Januari 2022   00:35 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi masyarakat Jember, mungkin sudah nggak asing lagi dengan istilah gedung 'DPR'. Sebetulnya istilah tersebut untuk menyebutkan gedung DPRD Kabupaten Jember, karena terlalu panjang maka disingkat aja jadi gedung DPR.

Gedung DPRD Kabupaten Jember berada di Jalan Kalimatan Nomor 86. Wong Jember menyebut lokasi gedung DPRD Jember dengan sebutan bunderan DPR.

Kenapa?

Sebab lokasinya yang berada di dekat sebuah bundaran. Kalau dari arah kampus Universitas Jember, sampai di bundaran tersebut, ambil belokan ke arah kanan dan gedung DPRD Jember ada di sebelah kanan.

Wong Jember sudah sering banget ngomongin "Gedung DPR" ini dalam kehidupan sehari-hari mau kapan pun dan dimana pun. Baik itu di rumah, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di jalan, maupun di tempat-tempat yang lainnya.

Ya wajar saja ya jadi perbincangan, namanya juga tempat wakil rakyat bekerja dan letaknya memang sangat strategis tak jauh dari kampus Universitas Jember (salah satu kampus terbesar di Kabupaten Jember) sehingga warga Jember pasti banyak yang mengetahuinya.

Percakapan antara Budi dan Karyo (nama samaran) seperti di bawah ini sudah biasa ada di Jember :

Budi : "Arep nangdi Kowe?"

Karyo : "Iki, arep neng omahe koncoku".

Budi : "Neng cedek DPR kono".

Karyo : "Yo wes, ati-ati Yo".

Dan biasanya yang sering mengucap gedung DPR itu adalah orang tua. Akan tetapi, anak muda juga ada yang mengucapkan hal yang sama.

Sebagai orang kelahiran Jember, Jawa Timur dan belasan tahun tinggal di sana, tentu saja saya sudah nggak asing lagi dengan gedung DPR Jember, eh maksudnya gedung DPRD. Dan jujur saja, saya merasa heran kenapa sih kok masyarakat Jember menyebut gedung DPRD itu dengan sebutan gedung DPR?

 

Penyebutan Gedung DPR Membuat Bingung Orang Luar

Padahal kalau Anda menyebut gedung DPR, bukan DPRD bikin bingung orang lain. Okelah, kalau masyarakat Tapal Kuda masih ngerti, tapi kalau orang Sumatera atau Sulawesi yang baru saja tinggal di Jember pasti bakal kebingungan.

Lia : "Mas, jembatan Semanggi itu dimana ya?"

Budi : "Itu Lo mbak, nggak jauh dari DPR".

Lia : (Dalam hati) "Apa aku nyasar ya? Bukannya gedung DPR itu di Jakarta?"

Masih mending kalau cuma begitu orangnya masih bisa berpikir jernih, lebih berbahaya lagi kalau kasusnya orang tanya alamat, Anda nyebut gedung DPR dan orang itu dengan polosnya mengira kalau dia nyasar dan semakin membuatnya bingung. Bakal angel urusane lek wes ngene iki

 

Typo yang Berbahaya

Bahaya juga jika sampai salah menulis gedung DPRD Jember, menjadi gedung DPR Jember.

Misalnya saja ada pertanyaan seperti ini di soal ujian :

Sebutkan gedung-gedung lembaga pemerintahan yang ada di Kabupaten Jember?

Dan ternyata, salah satunya Anda malah menjawab gedung DPR Jember, bukan gedung DPRD Jember karena sudah kebiasaan pakai kata itu sehari-harinya.

Belum tentu guru atau dosen Anda memaklumi jawaban tersebut, walaupun beliau bisa saja tau yang Anda maksud pasti gedung DPRD Jember.

Jawaban tersebut auto dicoret. Wah, kalau gini jadinya nilai Anda bisa-bisa jeblok Lo. Nggak mau kan nggak naik kelas atau nggak lulus mata kuliah?

 

Jangan Samakan DPR dan DPRD

DPR dan DPRD itu berbeda ya. Kalau DPR itu Dewan Perwakilan Rakyat sedangkan DPRD adalah Dewan Perwakilan Daerah.

Yang ada di daerah itu namanya DPRD, sedangkan yang ada di Jakarta itu namanya DPR. Jadi, plis banget nyebut gedung DPRD ya gedung DPRD Pak, Buk jangan gedung DPR. Sebabnya memang gedung DPRD dan gedung DPR itu beda ya.

Istilah yang udah benar seharusnya nggak usah diubah jangan diubah-ubah lagi. Jangan sampai hanya kurang nyebut satu huruf saja, menimbulkan salah persepsi. Itu bisa saja sangat membahayakan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun