Nggak tau kenapa belakangan ini saya merasa koordinasi antar Kementerian nggak berjalan dengan baik. Menteri A ingin begini, menteri B ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali perbedaannya.
Yang terbaru dan masih anget-angetnya adalah soal mudik 2021. Awalnya sih, Pak Budi menyatakan bahwa nggak ada larangan mudik, eh tiba-tiba Pak Muhadjir konferensi menyatakan bahwa mudik dilarang.
Nggak cukup sampai disitu doang, sebelumnya polemik impor beras juga menyeruak. Beda pendapat antara Pak Syahrul dan Pak Air tentang perlu nggaknya melakukan impor beras. Untungnya Pakde Jokowi sudah ambil keputusan tentang hal ini.
Duh eh, kok bisa sih nggak kompak gini? Kalian satu team Lo... Team Kabinet Indonesia Maju. Yang jelas saya nggak tau apa penyebabnya, tapi saya mencoba memberikan saran yang mungkin sangat berguna yakni dengan membuat grup WA.
Hah grup WA?
Iya grup WA alias grup whatsapp. Jadi, di dalam grup itu isinya Pak Jokowi, Pak Maaruf, dan anggota kabinet Indonesia Maju. Termasuk pejabat setingkat menteri.
Istri dan anak-anak termasuk keluarga menteri nggak perlu dimasukkan. Termasuk juga Ibu Iriana, sebab grup WA Kabinet Indonesia Maju bukanlah WAG Keluarga tapi WAG khusus kepala pemerintahan dan anggota kabinetnya.
Bagi saya grup WA perlu dibentuk atas beberapa alasan yakni sebagai berikut :
Â
Supaya Nggak Miskomunikasi Lagi
Biar nggak Miskomunikasi lagi, sebelum disampaikan dipublik komunikasikan dulu di grup WA. Lah, bukannya udah ada rapat ya?
Iya betul, tapi kan rapat itu belum tentu setiap hari dan belum tentu juga semua menteri bisa memahami hasil rapat yang sudah disepakati. Nah, kalau ada grup WA, ketidakpahaman itu bisa langsung ditanyakan ke grup. Jadi nggak perlu langsung ketemu Pakde Jokowi.
Â
Bisa Dipakai untuk Rapat Koordinasi
Selama ini, memang rapat koordinasi dilakukan melalui video zoom. Namun nggak ada salahnya kalau mau coba rapat melalui whatsapp, ya lebih tepatnya meeting melalui chat.
Memang sih terkesan kurang profesional untuk pejabat, tapi nggak ada salahnya kok rapat lewat WA itu. Toh nggak ada yang tau, karena ini adalah soal internal. Khusus rapat dengan menko bisa memanfaatkan fitur video call whatsapp yang bisa menampung sampai 5 orang.
Rapat secara daring untuk saat ini sebenarnya harus terus dilakukan. Tujuannya hanya satu, yaitu meminimalisir penyebaran virus corona yang seakan nggak ada habis-habisnya sampai sekarang.
Â
Bisa Juga untuk Diskusi
Bukan hanya untuk rapat-rapat yang serius doang, dengan adanya grup WhatsApp Kabinet Indonesia Maju bisa dijadikan sebagai tempat berdiskusi. Berdiskusi dan membicarakan banyak hal, mulai dari soal di kementerian hingga persoalan yang lebih kompleks lagi menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kalau ada menteri yang mau curhat tentang kementeriannya juga bisa kok. Siapa tau, menteri lain ada yang bisa membantu memberikan saran dan masukan yang bagus.
Contohnya pada kasus rencana impor beras, Pak Airlangga bisa menyampaikan rencananya terlebih dahulu kalau mau impor beras dengan alasan tertentu. Nanti pastinya dari kementerian lain yang terkait ikut menanggapi, yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Semuanya perlu didiskusikan terlebih dahulu.
Â
Saya sih yakin kalau semua anggota Kabinet Pakde Jokowi punya whatsapp semua. Secara gaji dan tunjangan mereka gede-gede, masa iya sih beli HP Android aja nggak bisa. Saya yakin bisa la.
Saya sendiri pun sebenarnya nggak tau pasti apakah kabinet yang ada sekarang ini punya grup WA apa nggak. Namun jika belum, semoga saran saya bisa didengar.
Tentu saya nggak akan keberatan kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu Menteri sering menggunakan HP namun demi kepentingan rakyat Indonesia. Tiada bukan tujuan utama saya memberikan saran ini hanyalah untuk memperbaiki komunikasi biar bisa satu suara dalam menentukan kebijakan.
Kalau masih ada perbedaan pendapat, sebaiknya selesaikan dulu di dalam. Dan grup WA bisa dijadikan media untuk menyelesaikan semua perdebatan yang belum selesai agar tidak sampai keluar dan masyarakat mendengarnya.
Kalau kalian bagaimana, setuju nggak nih kalau Pakde membuat grup WA yang isinya sekitar 40 orang?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H