Mohon tunggu...
Firdaus Different
Firdaus Different Mohon Tunggu... -

just share\r\ntak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Simbok, Aku dan Kapitalis

17 Mei 2017   07:03 Diperbarui: 17 Mei 2017   17:11 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Beberapa pagi ini saya kembali membeli kepada simbok2 langganan saya dulu seorang penjual sarapan nasi bungkus beserta lauk pauk ala kadarnya lengkap dengan bakul besar yang digendong dengan seutas jarik dengan motif batik khas jawa.

Selesai membeli Nasi bungkus plus gorengan telo/singkong kesukaan saya tak lupa beliau menyisipkan satu pisang goreng untuk "mas nya" baca "saya".

Terkadang pula bila saya kekurangan uang atau lupa bawa dompet boleh di bayar besok "mboten usah nak, mbenjeng mawon - tak usah wahai Ananda besok aja bayarnya" terkadang saya malu dikala beliau hanya menjualkan barang titipan orang tapi beliau mau nomboki pemuda gagah yang rada eror ini.

Saya sulit membayangkan bila itu berlaku di pasar kapitalis, bonus dengan syarat, tanpa senyuman. Hubungan transaksionis yang berisi "untung rugi" dengan topeng "Jual dan beli" apalagi beli tanpa uang siap2 anda di depak wong sebelum anda masuk andapun sudah harus menyiapkan uang untuk beberapa jam kedepan.

Akan terasa berbeda sebuah hubungan yang di awali niat untuk saling membantu (membantu memberi makan anak kost yang kadang kelaparan juga membantu pedagang kecil dari gusuran pemilik modal raksasa, jangan tanya omset karena mereka tahunya hanya bisa makan untuk esok) juga komunikasi humanis antar manusia bagaimana kabarnya mbok? Kok lama gak kliatan mas? Bukan sekedar salam sapa nada robotik "Selamat Datang Kaka" | Iyaa Dek, Eh... 😉

Jogja, 16-05-17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun