Mohon tunggu...
Firdaus Muqarrobin
Firdaus Muqarrobin Mohon Tunggu... -

Jika hidup sederhana membuatmu nyaman, kenapa harus dibuat susah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Definisi dan Sejarah Dakwah Nabi Muhammad

22 November 2015   13:04 Diperbarui: 22 November 2015   13:04 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Secara epistimologi, definisi dakwah berasal dari bahasa arab yang memiliki arti mengajak, seruan atau panggilan kepada semua manusia untuk mendengarkan kemudian mengikuti ajaran yang sesuai dengan aturan islam.  Dalam islam, mengajak seseorang untuk ikut memeluk agama islam dilakukan dengan tanpa paksaan. Setiap pendakwah tidak diperbolehkan memaksakan kehendaknya kepada orang lain untuk mengikuti ajaran islam.

Pada dasarnya, semua agama pasti menyerukan kebaikan dan selalu berupaya mengajak pemeluknya untuk melakukan kebaikan sesuai dengan ajaran Tuhan mereka masing-masing. Akan tetapi, kenapa setiap agama berlomba-lomba melakukan dakwah untuk mengajak sebanyak-banyaknya manusia agar dengan suka rela mengikuti ajaran salah satu agama?

Pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan kajian yang lebih mendalam lagi. Dalam Islam, hanya ada satu Tuhan yang wajib disembah dan diikuti perintahnya yaitu Allah SWT. Dalam ajaran Islam, melakukan penghambaan kepada Allah SWT ada aturannya tersendiri dimana aturan tersebut sudah tertuang didalam Al Quran sebagai firman yang turun langsung dari Allah dan Hadist yang berupa ucapan, tingkah laku dan segala hal yang disarankan oleh Nabi Muhammad SAW. Setiap pemeluk agama Islam wajib mengikuti aturan-aturan yang sudah tertulis dalam Quran dan Hadist, haram hukumnya bagi siapapun yang mendebat sebuah hukum yang sudah tertuang dalam Quran dan Hadist.

Perkembangan zaman sekarang ini membuat para pemuda merasa malas untuk mempelajari aturan-aturan Islam, hakikat islam dan tata cara melakukan peribadatan sesuai yang diwajibkan oleh Allah SWT dan sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad SAW. Melihat permasalahan ini, diperlukan seruan-seruan secara terus menerus untuk menjaga konsistensi agama Islam agar tetap solid. Semakin banyak umat Islam yang tidak memahami mengenai ajaran Islam, semakin mudah Islam tercerai berai karena sedikit hasutan saja.

Peran pendakwah memang sangat berat sekali dalam meluruskan akidah yang keliru. Jika kita merujuk dan mengingat bagaimana Rosulullah melakukan dakwah mensyiarkan ajaran Islam ke seluruh dunia, saya yakin tidak akan ada orang di zaman ini yang sanggup melakukannya.  Bukan hanya cacian dan makian yang di terimah oleh Kekasih Allah ini, akan tetapi nyawapun rela dikorbankan demi tegaknya agama Allah.

Sejak pertama di perkenalkannya agama Allah kepada Nabi Muhammad, Nabi pun menggigil demam belum percaya tentang apa yang diperolehnya dalam mimpinya. Layaknya orang gila seperti tuduhan kaum nasrani kepada Nabi saat sepulangnya dari gua Hira.

Pada masa awal melakukan dakwah, dakwah Nabi Muhammad dilakukan secara diam-diam dan hanya keluarga terdekatnya saja yang Nabi beritahu mengenai kerasulannya. Banyak yang tidak percaya, menentang dan ada juga yang sangat yakin kepada Nabi karena akhlak mulia Nabi di masa mudanya yang membuat paman Nabi sangat mempercayainya.

Lingkungan yang sangat menjunjung agama nenek moyanglah yang membuat penyebaran agama di masa itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sangat hati-hati. Bukan hanya nyawa Nabi saja yang akan melayang, akan tetapi bagi siapapun yang memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga akan terkena imbasnya. Metode yang dilakukan Nabi dalam berdakwah yaitu dari mulut ke mulut. Pada masa itu Nabi melakukan dakwah singkat untuk menghindari kecurigaan kaum Qurais.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun