3. Pelatihan: Semua staf yang terlibat dalam proses produksi dan manajemen persediaan mendapatkan pelatihan intensif tentang penggunaan sistem MRP.Â
4. Implementasi dan Monitoring: Sistem MRP diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari departemen yang paling kritis. Monitoring dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik. Hasilnya, PT. XYZ berhasil mengurangi biaya persediaan sebesar 20% dan meningkatkan efisiensi produksi secara signifikan. Gangguan produksi akibat kekurangan bahan baku berhasil dihilangkan, dan perusahaan mampu memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.Â
KesimpulanÂ
MRP adalah alat yang sangat efektif untuk mengendalikan persediaan bahan baku, terutama bagi perusahaan manufaktur. Dengan perencanaan kebutuhan material yang tepat, perusahaan dapat mengurangi biaya persediaan, meningkatkan efisiensi produksi, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Implementasi MRP memerlukan komitmen dan investasi, tetapi manfaat jangka panjangnya sangat signifikan bagi keberhasilan operasional perusahaan.Â
Referensi
1. Nahmias, S. (2005). Production and Operations Analysis. McGraw-Hill.Â
2. Vollmann, T. E., Berry, W. L., Whybark, D. C., & Jacobs, F. R. (2005). Manufacturing Planning and Control Systems for Supply Chain Management. McGraw-Hill.Â
3. Heizer, J., & Render, B. (2011). Operations Management. Pearson Â
Dengan penerapan yang tepat, MRP dapat menjadi solusi yang efektif untuk tantangan pengendalian persediaan bahan baku di berbagai jenis industri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H