Mohon tunggu...
Firdaus Afdal
Firdaus Afdal Mohon Tunggu... -

Pembeda yang menyamakan,,...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Orator BBM

29 Maret 2012   18:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyoal Keagungan BBM,
Hendak kusampaikan barisan kalimatku,,…

Di senja yang mulai gelap oleh damai,

Orator yang meneriak Penolakan BBM itu, menjadi satu-satunya cahaya,

“BBM Naik, Rakyat Menjerit”

“BBM Naik, SBY Turun”

“Masyarakat Panik, Asing Asyik-asyik”

Kuperhatikan keramaian senja yang sesak,

Ayam tetangga seperti melupa untuk menyahut lagi,

Seiring Sunset, Sunrise Baru muncul,

Orator yang meneriak Penolakan BBM itu, menyengat sesak,

“BBM Naik, Rakyat Menjerit”

“BBM Naik, SBY Turun”

“Masyarakat Panik, Asing Asyik-asyik”

Malam sudah mengumandangkan dirinya,

Jalanan masih dalam status malang,

Kendaraan menepi, pengendara menengah,

Lampu lalu lintas, seperti malu-malu menunjukkan cahayanya,

Malam semakin tinggi, Orator yang meneriak Penolakan BBM itu semakin meninggi,

“BBM Naik, Rakyat Menjerit”

“BBM Naik, SBY Turun”

“Masyarakat Panik, Asing Asyik-asyik”

Di perantara shubuh, Aku masih tersadar,

Kumelewatkan hari tanpa sebuah mimpi,

Bahwa Indonesia sudah tidak layak bermimpi,

Kuharap ini bukan pertanda,,

Sfr3289-28-03-12

Sebelum harga BBM Naik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun